REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jaguar Land Rover diisukan berencana merumahkan atau melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 5.000 dari 40 ribu tenaga kerjanya di Inggris. Menurut laporan Financial Times melaporkan, produsen mobil mewah Inggris yang dimiliki oleh Tata Motors India itu akan menguraikan langkah-langkah pada Januari sebagai bagian dari program pemotongan biaya selama tiga tahun.
Surat kabar itu mengutip beberapa orang tak dikenal yang dekat dengan perusahaan itu. JLR telah terpukul keras karena ketegangan perdagangan antara Cina dan Amerika Serikat (AS), dua pasar utama untuk mobil.
Permintaan rendah untuk mobil diesel di Eropa dan biaya terkait operasional Inggris dari Uni Eropa juga menjadi faktor utama. Induk perusahaan JLR, Tata Motors mengatakan pada Oktober bahwa pihaknya berencana untuk memotong biaya dan meningkatkan arus kas di JLR sebesar 2,5 miliar pound (3,2 miliar dolar AS) selama 18 bulan dalam rencana turnaround.
Tata tidak mengatakan berapa banyak pekerja yang akan di-PHK. JLR disebut akan fokus pada penghematan uang tunai, seperti mengurangi investasi nonproduk dan mempercepat penjualan aset. Pihak JLR menolak mengomentari laporan Financial Times.
"Perusahaan tidak mengomentari rumor tentang bagian apa pun dari rencana ini," kata juru bicara perusahaan tersebut melalui email, belum lama ini. Rating Tata Motors pada S & P Global Ratings pun anjlok dalam lima bulan, mengutip Headwinds.
Obligasi denominasi euro milik JLR yang jatuh tempo pada 2026 telah jatuh ke sekitar 84 sen pada euro karena dijual pada bulan September, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. JLR juga bersiap untuk kemungkinan Inggris keluar dari Uni Eropa tahun depan tanpa kesepakatan dengan kemungkinan mengganggu rantai pasokan industri otomotif.
CEO Ralf Speth memperingatkan Perdana Menteri Inggris Theresa May pada bulan September bahwa kesepakatan Brexit yang buruk dapat membuat puluhan ribu pekerja berisiko dirumahkan dan merugikan perusahaan lebih dari 1,2 miliar pound dalam setahun.
Penasihat investasi Evercore ISI mengatakan JLR perlu melakukan lebih dari efisiensi, mengurangi belanja modal. "Perusahaan perlu mempertimbangkan apakah penyebarannya terlalu luas dan apakah bersaing dengan Jerman di segmen sedan premium yang tangguh adalah strategi yang layak," katanya.
Masalah JLR dinilai karena pengeluaran penelitian dan pengembangan yang lebih tinggi terhadap penjualan daripada produsen mobil lain dengan skala ekonomi terbatas. Tata Motors membeli Jaguar Land Rover dari Ford pada 2008.
December 18, 2018 at 06:32PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2Cjh92b
via IFTTT
No comments:
Post a Comment