REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden RI Jusuf Kalla meminta, para pekerja migran Indonesia yang sudah pulang ke Tanah Air dapat membuka lapangan kerja. Jusuf Kalla mendorong pekerja migran Indonesia dapat menggunakan pendapatannya sebagai modal untuk membuka usaha, misalnya saja UMKM.
"Pekerja di luar negeri tentu diharapkan mempunyai modal untuk bekerja di dalam negeri, modal itulah yang kemudian dipakai untuk bagaimana meningkatkan pekerja-pekerja di dalam negeri, dipakai untuk (membangun) UKM dalam negeri, sehingga menimbulkan (membuka lapangan kerja) pekerja lain," ujar Jusuf Kalla dalam pidatonya di acara Hari Migran Indonesia, Selasa (18/12).
Jusuf Kalla mengatakan, minat pekerja migran Indonesia bekerja di luar negeri tidak menarik seperti pada masa dahulu. Karena, banyak bidang lapangan kerja di dalam negeri yang sama dengan luar negeri.
Apalagi, pemerintah telah meningkatkan Upah Minimum Regional (UMR) hampir mendekato Rp 4 juta per bulan. Oleh karena itu, pilihan-pilihan bekerja antara di dalam negeri dan luar negeri harus dipertimbangkan dengan sebaik-baiknya.
"Banyak UMR yang sudah mendekati Rp 4 juta, bekerja di luar negeri tentu hanya lebih tinggi kurang lebih 80 persen diatas dalam negeri sehingga pilihan-pilihan bekerja di dalam negeri dan luar negeri harus dipertimbangkan sebaik-baiknya agar terjadi suatu kemungkinan lapangan kerja yang baek di dalam negeri," kata Jusuf Kalla.
Di sisi lain, pekerja migran Indonesia yang akan bekerja di luar negeri juga harus memiliki kesiapan mental dan fisik. Sebab, di negara lain para pekerja migran Indonesia akan menghadapi perbedaan budaya, iklim, bahasa, dan kebiasaaan.
Jusuf Kalla mencontohkan, bekerja di daerah panas seperti Timur Tengah memiliki perbedaan budaya dan kebiasaan dari Indonesia. Sementara, bekerja di Malaysia cenderung mempunyai kesamaan budaya seperti Indonesia.
"Apalagi bekerja di daerah yang panas, di Timur Tengah tentu berbeda keadaannya dengan kita semua, berbeda budaya dan kebiasaan. Kita biasa makan jam 7, orang Arab biasanya makan jam 10 malam atau budaya yang lainnya, harus bercadar dan sebagainya itu perbedaan budaya dan kebiasaan yang tentu berbeda, dan juga apabila bekerja di Malaysia itu lebih dekat budayanya dengan kita," ujar Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla menegaskan, hal paling penting yang harus disiapkan oleh pekerja migran Indonesia yakni keterampilan. Karena, tanpa keterampilan akan menyulitkan pekerja migran dalam mendapatkan pekerjaan. Di sisi lain, pekerja migran yang memiliki keterampilan akan mendapatkan apresiasi yang berbeda di negara tujuan.
December 18, 2018 at 03:26PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2SSDUzm
via IFTTT
No comments:
Post a Comment