Pages

Thursday, December 27, 2018

Panggil Menteri, Jokowi Minta Harga Beras Distabilkan

Jokowi memanggil para menteri untuk mengevaluasi masalah kenaikan harga beras

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil sejumlah menteri ke Istana Presiden pada Kamis (27/12) untuk membahas masalah kenaikan harga beras. Sejumlah menteri yang tampak hadir yakni Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri BUMN Rini Soemarno, serta Dirut Bulog Budi Waseso.

"Ya bicara soal beras, gitu-gitu. Jadi nggak ada yang khusus. Pengecekan saja, bapaknya mengecek. 'Gimana sih, beras sekarang, kok saya dengarnya naik?' 'Enggak ah, ada memang dikit, tapi ya gitu-gitu'," kata Darmin di Kompleks Istana Presiden, Jakarta.

Menurut Darmin, Jokowi memanggil para menteri untuk mengevaluasi masalah yang terjadi. Meskipun Darmin mengakui terjadi kenaikan harga beras dalam tiga pekan terakhir ini, namun kenaikan masih dianggap wajar.

"Ada kenaikan sedikit beras, pada bulan Desember, tiga minggu terakhir. Tapi kalau dihitung-hitung ya dari Rp 11 ribu, Rp 10 ribu. Jadi nggak banyak," tambah dia.

Untuk mengatasi masalah kenaikan harga beras ini, Presiden memerintahkan agar dilakukan operasi pasar yang lebih besar di berbagai daerah. Darmin mengatakan, operasi pasar dilakukan salah satunya di Jakarta. Pada Desember ini, operasi pasar yang dilakukan Bulog sebanyak 64 ribu ton dalam sebulan.

"Bulog itu operasi pasarnya sehari, bulan Desember ini kira-kira 64 ribu ton. Sebulan sorry. Itu berarti, sehari 2 ribu berapa ton sehari. Dan itu sebagian di Jakarta, tapi sebagian juga di daerah-daerah," ujar dia.

Jokowi pun kembali menekankan, agar kenaikan harga beras yang terjadi akhir-akhir ini dapat segera diturunkan kembali. "Presiden minta yang naik satu-dua bulan ini turunkan lagi supaya balik," ucap Darmin.

Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyampaikan, operasi pasar akan dilakukan mulai Januari 2019 nanti. Operasi pasar ini dinilai diperlukan untuk mengantisipasi lonjakan harga sebelum panen raya. Panen raya sendiri diprediksi akan terjadi pada April, Mei, dan Juni.

"Nah sebelum itu kita mengantisipasi supaya tidak ada lonjakan harga. Maka kita operasi pasar selama 3 bulan yang masif. Tadi Presiden gitu. Supaya tidak ada lonjakan harga," jelas Buwas.

Hingga saat ini Bulog memiliki stok beras sekitar 2,2 juta ribu ton. Angka itu dinilainya cukup untuk operasi pasar. "Kita berharap 4 bulan ini bisa terserap habis. Syukur-syukur bisa 1,5 juta terserap. Kalau terserap, bulan Mei, Juni, kita panen raya. Saya harus menyerap sebanyak mungkin dari petani," jelas dia.

Let's block ads! (Why?)



December 27, 2018 at 08:04PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2AhK9pw
via IFTTT

No comments:

Post a Comment