Pages

Thursday, December 27, 2018

Urin Berbusa, Bahaya atau tidak?

Urin berbusa bisa jadi pertanda kerusakan pada ginjal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemunculan buih atau busa-busa kecil pada urin ketika buang air kecil mungkin kerap terabaikan. Padahal, urin yang berbusa dapat menjadi pertanda adanya masalah kesehatan di dalam tubuh yang memerlukan perhatian lebih serius.

Pada dasarnya, tiap orang mungkin sesekali pernah mengeluarkan urin yang berbusa. Urin berbusa biasanya dipengaruhi oleh kandung kemih yang penuh. Kondisi ini akan membuat aliran urin menjadi lebih kencang saat buang air kecil, sehingga busa-busa kecil terbentuk pada urin. Busa-busa ini akan menghilang dalam waktu singkat.

Terkadang, busa pada urin juga bisa terbentuk ketika cairan urin lebih pekat. Urin bisa menjadi lebih pekat bila tubuh kekurangan cairan atau dehidrasi.

Di sisi lain, urin berbusa bisa menjadi pertanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius seperti kerusakan pada ginjal. Dalam hal ini, busa terbentuk karena urin mengandung terlalu banyak protein. Protein-protein pada urin ini bereaksi dengan udara sehingga membentuk busa.

Adanya protein dalam jumlah banyak pada urin disebabkan oleh menurunnya kemampuan ginjal dalam melakukan penyaringan. Akibatnya, terjadi 'kebocoran' protein yang dikenal sebagai proteinuria. Proteinuria merupakan tanda dari penyakit ginjal kronis atau kerusakan ginjal stadium akhir.

"Ketika ginjal Anda rusak, ginjal Anda tidak dapat menyaring sebaik seharusnya," papar spesialis penyakit dalam Suzanne Falck MD seperti dilansir Health Line.

Meski cukup jarang, urin yang berbusa pada laki-laki dapat disebabkan oleh ejakulasi retrograde. Ejaulasi retrograde merupakan kondisi di mana air mani tidak keluar saat ejakulasi melainkan masuk ke kandung kemih.

Falck mengungkapkan bahwa obat-obat tertentu juga dapat menyebabkan munculnya busa pada urin. Salah satunya adalah obat phenazopyridine.

"Dan kadang, masalahnya hanyalah toilet Anda," ungkap Falck.

Beberapa cairan pembersih toilet mengandung zat kimia yang dapat membuat urin terlihat seperti berbusa. Urin tak akan lagi berbusa bila cairan pembersih ini dibilas dengan baik.

Urin berbusa sebaiknya diperiksakan ke dokter bila disertai dengan gejala-gejala lain. Beberapa contoh gejala tersebut adalah kelelahan, hilang nafsu makan, mual, muntah, warna urin yang lebih pekat, kesulitan tidur dan perubahan jumlah urin yang dikelurkan. Pada laki-laki, gejala lain yang perlu diwaspadai adalah orgasme tanpa mengelurkan air mani dan masalah kesuburan.

Bengkak pada tangan, kaki, wajah dan perut juga merupakan gejala lain yang perlu diperhatikan ketika mengalami urin berbusa. Bengkak pada tangan, kaki, wajah dan perut ini dapat menjadi tanda adanya penumpukan cairan di dalam tubuh yang disebabkan oleh kerusakan ginjal.

"Gejala-gejala ini dapat menjadi petunjuk bahwa kondisi medis merupakan penyebab dari masalah (urin berbusa yang Anda alami)," terang Falck.

Let's block ads! (Why?)



December 27, 2018 at 06:28PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2QQmsim
via IFTTT

No comments:

Post a Comment