REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menjadi bagian dari tim-tim besar di Eropa barangkali menjadi impian setiap pemain sepak bola. Namun, hal itu tidak selalu berlaku untuk Medhi Benatia (31 tahun).
Seperti dilansir the Sun, pesepak bola itu memilih Al Duhail sebagai klub barunya pasca-hengkang dari Juventus. Dia lebih menyukai merumput bersama klub di Qatar itu, alih-alih dengan Arsenal atau Manchester United.
Dua klub Liga Inggris itu diketahui telah memberikan tawaran kepadanya. Akan tetapi, pria Maroko tersebut menolak karena ingin anak-anaknya tumbuh di lingkungan islami, semisal Qatar.
Seperti diketahui, Qatar merupakan salah satu negara Teluk yang mayoritas Muslim dan menjadikan Islam sebagai agama resmi.
"Saya ingin anak-anak saya tumbuh besar di lingkungan tempat tinggal yang islami. Saya bisa saja memilih klub di Uni Emirat Arab (UEA) atau Arab Saudi, tetapi saya cenderung pada Al Duhail. Ada banyak pemain Maroko yang bermain di tim nasional dan sekaligus (bermain) di klub-klub Teluk," kata Medhi Benatia seperti dikutip The Sun.
"Pelatih (timnas Maroko) Herve Renard sangat tahu tentang saya. Jika dia melihat saya tidak layak ada di timnas, saya toh akan menghormati keputusan itu," sambungnya.
Mantan bek AS Roma dan Bayern Munich itu menjadi kapten tim nasional (timnas) Maroko dalam gelaran Piala Dunia tahun lalu.
Debutnya bersama Al Duhail adalah pertandingan melawan Al Ghafara yang berakhir dengan skor 1-0 untuk Al Ghafara.
Benatia mengaku dapat memahami berbagai kritik yang dialamatkan kepadanya. Bagaimanapun, dia meminta semua pihak menghormati keputusannya.
"Saya menghadapi suara-suara kritis dari komentator olah raga Maroko setelah pindah ke Doha (Qatar), tetapi saya juga ingin orang-orang menghormati keputusan saya karena itulah yang terbaik buat saya dan keluarga saya," kata dia menegaskan.
February 11, 2019 at 04:41PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2SmbEJw
via IFTTT
No comments:
Post a Comment