REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Mandiri Tunas Finance (MTF) Arya Suprihadi menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 10 persen dari pencapaian tahun ini Rp 26,96 triliun. Dia mengatakan proyeksi penjualan kendaraan pada 2019 akan sama seperti 2018.
"Pertumbuhan kita jaga terus sejak 2009 menyalurkan Rp 1,6 triliun sekarang sudah mencapai Rp 26,96 triliun pada 2018, naik " kata dia dalam paparan kinerja MTF di Jakarta Pusat, Senin (11/2).
Ia menargetkan peluang akan besar dari segmen mobil komersil seperti truk karena industri logistik diperkirakan tumbuh pesat. Pembangunan infrastruktur terus meningkat sehingga mengembangkan penggunaannya.
Sementara profit ditargetkan meningkat 12 persen. MTF mencatatkan perolehan laba bersih sebesar Rp 403,3 miliar atau naik 15,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017.
Salah satu caranya adalah dengan melahirkan diversifikasi produk. MTF mencoba meningkatkan pembiayaan multiguna dengan meluncurkan program Cash Aja. Tahun 2018 pencapaian multiguna mencapai Rp 900 miliar.
Tahun ini pembiayaan multiguna ditargetkan mencapai Rp 2,2 triliun. "Memang tahun lalu kita baru mulai, produk baru Cash Aja ini diharapkan bisa berkembang pesat, karena ini potensi yang besar," kata dia.
Selain itu, MTF meluncurkan produk pembiayaan milenial dengan target karyawan baru. Sistem pembayaran cicilan yang dibebankan akan berjenjang sesuai dengan peningkatan karirnya, tenor panjang hingga tujuh tahun, dan berhadiah liburan dengan tujuan domestik maupun internasional.
"Ini sekaligus untuk memperingati ulang tahun MTF yang ke-10 tahun," kata Direktur Marketing MTF, Harjanto Tjitohardjojo dalam kesempatan yang sama. MTF melihat perkembangan pembelian kendaraan roda empat sudah mengarah ke daring.
Sehingga MTF menjalin kerja sama dengan lima platform digital atau market place kendaraan. Sejak dimulai pada November, nilainya sudah mencapai Rp 1 miliar. Kedepannya, MTF membidik kerja sama dengan market place lain.
Dari segi penjualan, proses daring dinilai lebih cepat sehingga menstimulus portofolio. Sementara rasio kredit macet diharapkan tetap dipertahankan dibawah satu persen. Pada 2018, MTF mencatat NPF sebesar 0,83 persen. Sementara untuk pendanaan, MTF menargetkan Rp 29 triliun pada 2019.
Selama ini, MTF mengacu pada join financing dengan Bank Mandiri sebesar 60 persen dari total pendanaan. Sisanya 40 persen berasal dari 65 persen perbankan dalam negeri, 15 persen dari obligasi dan 20 persen dari sindikasi internasional.
"Obligasi ada jatuh tempo Rp 1,1 triliun, rencananya akan terbitkan lagi Rp 1,5-2 triliun," kata dia.
February 12, 2019 at 01:27AM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2TJ9Gjf
via IFTTT
No comments:
Post a Comment