REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Islam di Wales terus berkembang dan jumlah pemeluknya kian bertambah. Seperti dilansir The Times, satu dari 10 balita di Inggris dan Wales adalah Muslim. Kesimpulan ini merujuk hasil konsensus pada 2011 terhadap 3,5 juta balita.
Dan ternyata, sensus itu juga mengungkapkan, 320 ribu di antaranya berasal dari keluarga Muslim. Sementara, anak-anak usia nol hingga empat tahun yang berasal dari keluarga non-Muslim berjumlah sekitar 1,5 juta anak.
Perkembangan tersebut diiringi dengan kepedulian Muslim Wales terhadap perdamaian dan harmoni antarberbagai etnis, agama, suku, dan budaya. Banyak di antara mereka yang terus menyerukan perdamaian. Mereka terus berusaha mengubah presepsi publik yang menuding Islam agama ekstrem.
Inisiatif Muslim Wales itu bukan tanpa sebab. Pascasejumlah kejadian, Islam cenderung dipojokkan oleh sejumlah kalangan. Salah satunya adalah peristiwa pembunuhan tentara Lee Rigby di Woolwich, London, pada 22 Mei 2013 oleh oknum Muslim.
Dewan Muslim Wales Utara menyatakan secara terbuka mengutuk serangan mematikan tersebut. Siapa pun yang bersalah harus dinyatakan salah, tak terkecuali Muslim. Tidak ada pembenaran tentang pembunuhan dalam Islam.
Islam mengajarkan pada umatnya untuk hidup damai dengan sesama manusia. Sikap saling menghormati, berlaku adil, dan bertanggung jawab merupakan seruan dari masyarakat Muslim Wales Utara.
Mereka menyatakan ingin hidup dan terus hidup berdampingan dan harmonis dengan sesama warga di Inggris. Mereka yakin pihak berwajib akan selalu melindungi masyarakat, baik Muslim, non-Muslim, atau yang menyatakan anti-Muslim.
February 10, 2019 at 06:18PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2MY7MbP
via IFTTT
No comments:
Post a Comment