REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilihan Umum Presiden 2019 berjalan dengan lancar, Rabu (17/4). Ekonom Indef Bhima Yudhistira Adhinegara menilai kondisi pasar modal seperti bursa saham memiliki kecenderungan positif karena pemenang pemilu hampir sudah bisa ditebak.
"Melihat hasil pemilihan bisa ditebak siapa yang menang jadi tidak ada shock berlebihan," kata dia pada Republika.co.id, Rabu.
Bhima melihat yang menarik adalah perilaku investor. Menurutnya, investor tidak terlalu mencermati saat ini 17 April melainkan pada bulan Oktober. Saat pelantikan dan perkenalan menteri, akan terlihat reaksi pasar yang sesungguhnya.
Jika menteri yang diperkenalkan adalah mereka yang profesional, maka pasar akan merespons dengan baik melalui aliran dana masuk. Meski demikian, Bhima melihat saat ini masih ada hal yang membuat sensitif yakni langkah investor asing.
"Terlihat dalam seminggu teakhir, mereka melakukan nett sell penjualan bersih saham, itu memang strategi mereka untuk wait and see, tidak apa-apa," kata dia.
Kondisi pasar masih tertolong karena peran investor domestik yang masih terlihat membenamkan dananya. Hal ini didorong oleh kepercayaan pasar melihat sejumlah faktor seperti neraca perdagangan yang surplus dan inflasi yang tetap terjaga.
Selain itu, kinerja beberapa emiten masih positif meski ada ganjalan yakni faktor konsumsi. IHSG tidak bisa tumbuh cepat karena sesuai proyeksi Bank Indonesia bahwa tingkat kredit perbankan melambat.
"Padahal ini kan sudah dekat bulan Ramadhan, lebaran, seharusnya konsumsi naik ditandai dengan kredit perbankan yang naik, tapi ini malah melambat," kata dia.
Hal ini membuat sentimen IHSG tidak terlalu positif. Meski demikian, pemilu yang berlangsung damai tanpa konflik berarti memberi sentimen bagus. Hal ini dilihat investor luar sebagai perkembangan yang baik bahwa pemilih Indonesia cukup dewasa dalam demokrasi.
April 17, 2019 at 03:55PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2Grk3nk
via IFTTT
No comments:
Post a Comment