REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan suci Ramadhan hendaknya dimanfaatkan untuk meningkatkan hubungan seorang Muslim dengan Alquran. Yang sebelumnya tidak rutin membaca Alquran, misalnya, kini dapat mulai membiasakan diri tadarus. Hal itu disampaikan Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) PP Muhammadiyah Muhammad Ziyad.
Apalagi, di dalam bulan Ramadhan terdapat Lailatul Qadar. Itulah malam mulai diturunkannya Alquran oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril. Dalam surah al-Qadr disebutkan kemuliaan momen tersebut. Itulah malam yang derajatnya lebih baik daripada seribu bulan.
Ziyad menuturkan, ada beberapa cara untuk meraih berkah Lailatul Qadar, sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.
Seorang Muslim hendaknya sejak awal Ramadhan meniatkan untuk bersungguh-sungguh menunaikan puasa. Malam-malam bulan Ramadhan pun dapat diisi dengan pelbagai ibadah wajib dan sunah.
Lebih khusus lagi pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Apalagi, malam-malam ganjil. Selain itu, hendaknya memperbanyak ibadah sosial, semisal bersedekah atau infak.
Hubungan dengan sesama manusia pun mesti diperbaiki, khususnya dengan keluarga terdekat. Sebagai seorang anak, misalnya, mesti berbakti kepada kedua orang tua.
"Ini mengisyaratkan bahwa Ramadhan itu membentuk kesalehan spiritual dan sosial. Jadi, yang ingin meraih Lailatul Qadar juga harus kuat jiwa sosialnya. Tidak boleh hanya mementingkan spiritual individual saja," kata Muhammad Ziyad melalui pesan elektronik kepada Republika.co.id, Senin (20/5).
Kapan waktu Lailatul Qadar? Ziyad menuturkan pendapat yang menyebut, terjadinya malam Lailatul Qadar pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan.
Hal itu berdasarkan pada hadis dari Aisyah. "Rasulullah SAW beriktikaf di 10 hari terakhir Ramadhan dan dia berkata, 'Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.'" Hadis itu riwayat Bukhari dan Muslim.
May 20, 2019 at 02:28PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2w6x53M
via IFTTT
No comments:
Post a Comment