REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdebar menyiapkan upacara pernikahan dan segala keperluan penyertanya menjadi keasyikan tersendiri bagi pasangan kekasih yang akan menikah. Sayangnya, tidak sedikit pasangan yang kurang merencanakan keuangan pascaresepsi.
Pada acara "Bincang Shopee: Serba-Serbi Pernikahan dan Keuangan", perencana keuangan Prita Hapsari Ghozie memberikan materi terkait topik tersebut. Dia menyampaikan, perencanaan keuangan setelah resmi menikah adalah hal yang tidak kalah penting.
"Semua hal bisa jadi perdebatan, mulai dari mau tinggal di mana, menyewa rumah atau menumpang orang tua, bahkan memilih akan tinggal di rumah orang tua suami atau istri," ujar perempuan yang merupakan Co-Founder ZAP Finance itu.
Prita menyebutkan lima prioritas keuangan yang perlu menjadi bahan diskusi tiap pasangan yang akan menikah. Prioritas itu antara lain terkait kediaman, menyiapkan dana anak (persalinan ibu, biaya pendidikan), kendaraan, liburan, dan dana pensiun.
Pasangan harus saling terbuka satu sama lain mengenai sumber penghasilan masing-masing. Ada pasangan di mana hanya sang pria yang bekerja, ada pula yang kedua pihak bekerja. Sumber penghasilan tambahan lain pun perlu disampaikan secara terbuka.
Setelah itu, calon suami dan istri perlu menetapkan siapa yang akan menjadi manajer keuangan dalam rumah tangga. Pasangan bisa memercayakan pengaturan keuangan pada istri atau pada suami sesuai keputusan masing-masing.
Kedua individu sebaiknya sepakat untuk bersama-sama merumuskan tujuan dan rencana keuangan, serta mana yang perlu didahulukan. Perencanaan keuangan yang baik dapat mendukung kondisi finansial pasangan sampai hari tua tanpa membebani generasi selanjutnya.
"Hal terakhir dan paling penting adalah jujur mengenai spending habit dalam hal sekecil apapun. Lebih baik terbuka, tidak perlu takut ketahuan pasangan saat berbelanja daring, misalnya," ungkap Prita.
July 29, 2019 at 07:05AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2JXSQKQ
via IFTTT
No comments:
Post a Comment