REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANIERO -- Brasil mengakhiri penantian puasa gelar Copa America yang telah dijalani selama 12 tahun. Kemenangan 3-1 atas Peru dalam laga final di Stadion Maracana cukup untuk mengantarkan Brasil mengangkat trofi Copa America 2019.
Brasil unggul cepat lewat gol Everton saat laga baru berjalan 15 menit. Namun Peru yang selama 44 tahun baru merasakan lagi partai final, memberikan perlawanan dengan mencetak gol penyama kedudukan. Peru mendapat hadiah penalti yang dimaksimalkan oleh Paolo Guerrero. Tapi striker Manchester City Gabriel Jesus membalikkan keadaan di masa injury time babak pertama, di mana Brasil unggul 2-1 di babak pertama.
Brasil mulai ketar-ketir, ketika di menit 70, Jesus menerima kartu kuning kedua, sehingga diusir oleh wasit. Seolah tak percaya, Jesus terlihat emosi saat keluar lapangan, dan menangis ketika berjalan di lorong.
''Saya ingin minta maaf. Saya tidak dapat menghindarinya dan juga saya masih perlu berkembang,'' ujar Jesus, dikutip dari ESPN, Senin (8/7).
Hanya saja Peru tidak dapat memanfaatkan keunggulan pemain selama hampir 20 menit pertandingan sisa. Peru justru kembali kebobolan saat Brasil dihadiahi penalti dan Richarlison yang menjadi algojo pun melakukan tugasnya dengan baik. Brasil menutup laga ini dengan skor 3-1. Skuat asuhan Tite ini pun berhak atas gelar Copa America kesembilan atau yang pertama sejak 2007.
Selama pertandingan, Tite tidak bisa menyembunyikan ketegangannya. Beberapa kali ia hanya diam dan menatap ke langit seolah sedang menenangkan diri. Apalagi, Gabriel Jesus diganjar kartu merah saat Brasil baru unggul 2-1. Usai laga, pelatih berusia 58 tahun tersebut mengaku lega dan menunjukkan kegembiraannya. ''Saya menjadi pelatih Selecao hari ini, tidak memiliki kata-kata untuk menerjemahkan kebahagiaan ini,'' ucap Tite dikutip dari lama resmi Federasi Sepakbola Brasil (CBF).
Tite juga memuji para pemainnya yang telah bekerja keras dalam turnamen ini, terutama para pemain baru yang masuk dalam skuat. Bahkan ia mengatakan, siapa sangka Everton akan bermain di final dan tampil baik. Bahkan ia mencetak gol pertama Brasil dalam laga tersebut.
Tite mengaku gelisah selama pertandingan yang digelar di Stadion Maracana tersebut. Bahkan, karena sibuk berlatih dan mengatur strategi untuk bisa juara Copa America, ia mengaku baru bisa merasa benar-benar bahagia saat tiba di rumah. Final Copa America ini menandai tahap pertama pengembangan tim nasional Brasil oleh Tite dan Koordinator Tim Nasional Edu Gaspar setelah Piala Dunia 2018.
Pelatih Peru Ricardo Gareca mengakui kemenangan Brasil. Menurutnya, Brasil memang lebih superior dibanding timnya. Namun Peru, yang pertama kali tampil di Piala Dunia pada 2018 lalu setelah 36 tahun, cukup kompetitif melawan salah satu tim terbaik di dunia.
Bahkan Peru sempat memberikan perlawanan dengan mampu menyamakan kedudukan setelah tertinggal lebih dulu lewat gol dari Everton di menit 15. Namun sayang, gol kedua Brasil di masa injury babak pertama membuat mental Peru terpukul. ''Kemenangan Brasil itu fair. Kami punya momentum, tapi gol kedua, mereka mengambil keuntungan dari peluang yang ada,'' ucap Gareca, dikutip dari ESPN.
Gareca mengungkapkan, timnya tampil di Stadion Maracana dengan harapan juara. Hanya saja, lanjut dia, Brasil mampu tampil sangat efektif.
Padahal, pemain Brasil Gabriel Jesus terkena kartu merah di menit ke-70. Bahkan Brasil menutup kemenangan 3-1 setelah Richarlison mencetak gol dari titi putih jelang laga usai. Tapi, di atas luka dari kekalakah tersebut, Gareca mengungkapkan optimismenya terhadap sepak bola Peru. ''Kami berada di jalur yang tepat. Itu perasaan yang saya miliki,'' jelasnya.
July 09, 2019 at 07:30AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2XNnXkd
via IFTTT
No comments:
Post a Comment