REPUBLIKA.CO.ID, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, Aulia Kesuma alias AK awalnya merencanakan pembunuhan suaminya, Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54 tahun), dan anak tirinya, M Adi Pradana alias Dana (23 tahun), dengan cara disantet. Argo menyebutkan, Aulia menceritakan masalah utangnya yang mencapai Rp 10 miliar ke mantan asisten rumah tangganya (ART) berinisial TN.
Aulia pun meminta bantuan TN agar dicarikan dukun yang dapat menyantet Edi. Hal itu pun dilakukan melalui suami TN yang berinisial RD, Aulia memberikan uang senilai Rp 40 juta untuk membayar dukun santet tersebut.
"Tersangka AK mencari dukun untuk menyantet korban biar meninggal. Dia mengeluarkan uang Rp 40 juta untuk biaya ke dukun untuk santet suaminya," kata Argo dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Senin (2/9). Namun, rencana santet itu tidak berhasil menghabisi nyawa Edi dan Dana sehingga Aulia berusaha mencari cara lain.
Dalam kesempatan yang sama, Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Suyudi Ario Seto menambahkan, Aulia kemudian merencanakan pembunuhan dengan cara menembak. Aulia kembali meminta bantuan RD untuk mencari senjata api guna membunuh Edi dan Dana.
"Opsi pembunuhan kedua dengan cara menembak. Lalu, Aulia menyiapkan uang Rp 25 juta untuk membeli senjata api, ditambah lagi Rp 10 juta. Namun, harga senjata apinya adalah Rp 50 juta," ungkap Suyudi.
Karena Aulia merasa harga senjata api tersebut terlalu mahal, sambung Suyudi, rencana kedua itu pun gagal. Aulia memutuskan untuk menghabisi nyawa suami dan anak tirinya dengan menyewa pembunuh bayaran. Aulia menyewa dua orang pembunuh bayaran berinisial S dan A.
Suyudi menjelaskan, Aulia dapat bertemu dengan S dan A setelah menceritakan masalah utangnya kepada ART berinisial TT yang saat ini bekerja di rumahnya. Kemudian, TT menghubung AK yang berprofesi sebagai dukun santet. AK inilah yang mempertemukan Aulia dengan A dan S.
Saat bertemu S dan A, Aulia merencanakan pembunuhan sumi dan anak tirinya dengan cara diberi racun menggunakan obat tidur jenis Valdres. Valdres diketahui sebagai obat tidur bagi penderita insomnia atau kesulitan tidur.
Sebanyak 30 butir Valdres itu digerus dan dicampurkan oleh Aulia ke dalam tiga minuman, yakni jus tomat untuk Edi, jus tomat untuk Dana, dan minuman keras jenis Whiskey untuk Dana.
Aulia memberikan jus tomat kepada Edi yang berada di kamarnya, sementara jus tomat untuk Dana diletakkan di dalam kulkas. Berdasarkan hasil pemeriksaan, Suyudi menjelaskan, Edi dan Dana memang mempunyai kebiasaan mengonsumsi jus tomat setiap hari.
Setelah mengonsumsi jus tomat, Dana langsung menuju kamar GK alias KV yang merupakan keponakan Aulia dan tinggal bersama di rumah yang terletak di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Di sana, GK memberikan Dana miras Whiskey yang telah dicampur dengan obat tidur.
Saat Edi dan Dana telah tertidur, kedua korban dibekap menggunakan kain yang telah diberi alkohol oleh Aulia dan KV dibantu dua pembunuh bayaran berinisial S dan A. Setelah diyakini meninggal, tubuh mereka diikat dengan sumbu kompor untuk dibakar di dalam rumah menggunakan tiga obat nyamuk.
"Perencanaan berikutnya adalah membakar rumah seolah-olah meninggal karena terbakar. Dibuatlah tiga komponen pembakar dengan obat nyamuk spiral dan diletakkan kain yang sudah disiram bensin di samping obat nyamuk," ujar Suyudi.
Suyudi mengungkapkan, tiga obat nyamuk tersebut diletakkan di tempat yang berbeda-beda, yakni kamar Edi di lantai satu, kamar Dana di lantai dua, dan garasi. Aulia berharap obat nyamuk itu dapat membakar rumah selang 12 jam setelah dinyalakan pada Sabtu (24/8) pukul 07.00 WIB.
Sementara itu, kedua jenazah korban yang telah meninggal dunia diletakkan di garasi. Namun, tanpa sepengetahuan Aulia, dua obat nyamuk yang diletakkan di kamar Edi dan garasi dipadamkan oleh salah satu pembunuh bayaran berinisial S.
"Namun, saat obat nyamuk dibakar, S berubah pikiran, timbul ketidaktegaan. Obat nyamuk di garasi dan di kamar ED dimatikan dengan cara diludahi," ujar Suyudi.
Obat nyamuk itu pun hanya membakar kamar Dana di lantai dua. Peristiwa kebakaran itu pun sempat diketahui oleh tetangga dan dipadamkan empat unit mobil pemadam kebakaran pada Sabtu (24/8), pukul 19.00 WIB.
Namun, rencana membakar jasad korban di dalam rumah itu gagal. Kedua korban kemudian dibawa ke Sukabumi, Jawa Barat, oleh Aulia dan KV untuk dibakar di dalam mobil. Mereka berangkat secara beriringan menggunakan dua mobil.
September 03, 2019 at 07:37AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2ZNJ5I8
via IFTTT
No comments:
Post a Comment