Pages

Tuesday, September 17, 2019

Netanyahu Gagal Bentuk Koalisi

Netanyahu juga gagal membentuk koalisi pada pemilu putaran pertama.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSSLEM -- Partai Likud sayap kanan Israel yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu gagal mendapatkan mayoritas suara penting untuk membentuk koalisi di parlemen. Hal itu dilihat berdasarkan exit poll usai pemungutan suara putaran kedua Israel, Selasa (17/9) waktu setempat.

Exit poll menunjukkan Partai Likud Netanyahu gagal mengamankan 61 kursi di parlemen untuk membentuk pemerintahan koalisi. Menurut badan penyiaran publik Israel, KAN, partai Likud mengantongi total 56 kursi sedangkan aliansi sentris Blue and White yang dipimpin Benny Gantz dan partai-partai kirinya mengamankan 43 kursi.

Dilansir Anadolu Agency, partai nasionalis sayap kanan mantan menteri pertahanan Avigdor Lieberman Yisrael Beiteinu mampu mendapatkan 10 kursi di parlemen. Hal itu menjadikannya elemen kunci dalam skenario koalisi. Partai Lieberman sebelumnya menolak bergabung dengan jajaran koalisi Netanyahu dalam pemilihan sebelumnya.

Sementara blok Palestina mampu mengirim total 12 anggota parlemen. Exit poll yang disurvei dari Channel 13 mengatakan Partai Likud Netanyahu memenangkan 31 kursi dan koalisi sayap kanannya memperoleh total 54 kursi. Sedangkan partai Blue and White memenangkan 33 kursi.

Exit poll menunjukkan partai-partai Arab mendapatkan 13 kursi, masing-masing delapan untuk Yisrael Beytenu, Shas dan United Torah Judaism (UTJ) dan enam masing-masing untuk Yamina, Uni Demokrat, dan Buruh-Gesher. Exit poll yang keluar dari Channel 12 memperkirakan 34 untuk Blue and White, 33 untuk partai Likud, 11 untuk Partai Arab, masing-masing delapan untuk Yamina, Yisrael Beytenu, Shas, dan UTJ dan lima masing-masing untuk Uni Demokratik dan Buruh-Gesher.

Exit poll di Channel 11 mencatat 32 masing-masing untuk Blue and White dan Likud, 12 untuk Partai Arab, 10 untuk Yisrael Beytenu, sembilan untuk Shas, delapan untuk UTJ, tujuh untuk Yaimina dan masing-masing lima untuk Uni Demokratik dan Buruh-Gesher.

Hasil akhir tidak resmi diharapkan keluar pada Rabu sore. Menurut Komite Pemilihan Pusat Knesset (parlemen Israel), jumlah pemilih pada pukul 20.00 waktu setempat memperoleh 63,7 persen. Angka ini naik 1,5 persen daripada pemilu putaran pertama, April.

Israel mengadakan pemilihan umum kedua tahun ini oleh sebab kegagalan Netanyahu membentuk pemerintahan setelah pemilihan sebelumnya. Pengamat memprediksi ada pemilihan putaran ketiga jika krisis pembentukan pemerintahan berlanjut.

Komite mengatakan dalam sebuah pernyataan lebih dari 6,3 juta orang memenuhi syarat memilih di 10.915 tempat pemungutan suara di seluruh Israel yang ditutup pada pukul 22.00. Sebanyak 32 daftar pemilihan bersaing untuk 120 kursi di Knesset. Pengamat dan pusat pemungutan suara hanya berharap 10 dari daftar itu untuk memenangkan kursi parlemen.

Let's block ads! (Why?)



September 18, 2019 at 07:20AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/306H76C
via IFTTT

No comments:

Post a Comment