REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai kinerja operasional lintas rel terpadu (LRT) Palembang, Sumatra Selatan semakin optimal karena waktu tempuhnya semakin singkat. Waktu tempuh dari Stasiun Bandara ke Stasiun DJKA yang biasanya ditempuh dalam waktu 60 menit menjadi 47 menit.
"Begitupun dengan headway (waktu tunggu antar kedatangan kereta) juga berkurang, yang tadinya 30 menit sekarang hanya 18 menit," kata Budi di Palembang, Ahad (29/9).
Dia menuturkan hal tersebut menjadi hal yang baik, khususnya bagi masyarakat yang ingin ke bandara maupun sebaliknya. Selain semakin singkatnya waktu tempuh perjalanan dan waktu tunggu antar kedatangan kereta, Budi mengatakan jumlah perjalanan LRT dalam sehari yang semula 58 perjalanan meningkat menjadi 78 perjalanan.
"Ini kemajuan yang sangat intensif. Rencananya kami akan tambah train set pada tahun 2021 agar semakin optimal. Jangka panjangnya kita akan maksimalkan headwaynya hanya tiga menit," ujarnya.
Budi mengharapkan dengan peningkatan layanan operasional LRT Palembang juga dapat meningkatkan tingkat keterisian atau okupansi penumpang LRT Sumsel menjadi 60 persen. Sebelumnya, okupansi sekitar 30 persen okupansinya lalu saat ini menjadi 40 persen.
"Mestinya nanti bisa menjadi 60 persen bahkan jadi 80 persen. Karena saya pikir kalau ini okupansinya meningkat, manfaatnya pasti mengurangi kemacetan dan yang kedua mengurangi polusi," jelas Budi.
Berdasarkan data dari Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumsel, jumlah penumpang LRT Sumsel menunjukan tren yang semakin baik. Peningkatan tertinggi terjadi pada Juni 2019, rata-rata penumpang perharinya mencapai 10 ribu lebih penumpang dan rata-rata tingkat keterisiannya perhari mencapai 43 persen.
September 30, 2019 at 07:41AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2opL1Fr
via IFTTT
No comments:
Post a Comment