REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang, Banten menyiapkan posko representatif induk untuk mendukung penanggulangan dampak korban tsunami di daerah itu. Hingga Senin (24/12) tercatat 281 korban meninggal.
"Tadi saya sudah ke posko Labuan, di sana tempatnya sempit tidak bisa dijadikan posko utama," kata Kasubdit Peningkatan Dini BNPB, Bambang Surya Saputra di Pandeglang, Senin.
Surya menilai posko yang ada di pendopo Kabupaten Pandeglang cukup luas dan layak untuk dijadikan posko utama. Namun, perlu dilengkapi sarana dan prasarana supaya representatif.
"Di sini (pendopo) memang agak jauh dari lokasi bencana, namun tampaknya memang diarahkannya ke sini," katanya.
Menurut dia, untuk skala bencana yang cukup besar seperti yang terjadi di Pandeglang, sedikitnya ada sembilan sektor yang akan terlibat dalam penanganannya, seperti evakuasi dan kesehatan. Selain itu, kata dia, akan banyak pihak yang datang dan terlibat, sepeti relawan dan mereka parlu tempat untuk berkumpul dan koordinasi.
Terkait sarana dan prasarana di posko utama, menurut dia, BNPB siap membantu kalau memang ada kekurangan. "Nanti kalau ada kekurangan, ajukan saja akan kita bantu," ujarnya.
Terkait jumlah posko, ia menyatakan, bisa dilihat dari kondisi. Misalnya kalau memang jaraknya jauh dari posko utama atau posko aju, maka bisa dibentuk posko baru.
"Bisa saja nanti di Sumur atau Panimbang dibentuk posko kalau memang dirasakan sulit dijangkau dari Labuan," ujarnya
December 24, 2018 at 03:53PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2BFOJxN
via IFTTT
No comments:
Post a Comment