REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Maskapai penerbangan Garuda Indonesia membuka rute penerbangan langsung dari Padang, Sumatra Barat menuju Jeddah di Arab Saudi dan sebaliknya. Langkah ini diambil Garuda untuk menampung pasar umrah yang cukup besar dari Sumatra Barat, juga untuk memfasilitasi mahasiswa yang menempuh pendidikan di Arab Saudi. Catatan Garuda, sebanyak 3.000 hingga 3.500 orang pergi umrah dari Sumatra Barat saban bulannya, ini belum termasuk jamaah yang berangkat dari Jakarta.
"Kami melihat potensi besar pada rute ini. Peluang ini yang mau kita ambil," jelas Manager Sales and Service Garuda Indonesia Branch Office Padang Firdaus dalam penandatanganan kesepakatan dengan Uda CS Holidays selaku mitra, Jumat (28/12).
Firdaus menambahkan bahwa pembukaan rute Padang-Jeddah sudah melalui riset pasar yang mendalam. Menurutnya, permintaan yang ada terhadap rute ini cukup tinggi. Belum lagi, banyak penyedia jasa perjalanan wisata yang mendesak Garuda Indonesia membuka rute Padang-Jeddah ini setelah selama ini 'dikuasai' oleh sebuah maskapai swasta.
"Permintaan itu sudah dua tahun lalu disampaikan. Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno sudah dua kali bersurat ke direksi. Akhirnya bisa dipenuhi, jelasnya.
Nantinya, penerbangan awal Padang-Jeddah akan digabung dengan penerbangan rute Palembang-Jeddah. Rencananya dimulai 5 Januari 2019 dengan menggunakan pesawat Airbus A330-300. Artinya, pesawat akan terbang dari Palembang, mampir di Padang, baru melanjutkan penerbangan ke Jeddah.
Komisaris Uda CS Holidays, Yuliandre Darwis, menyebutkan bahwa pihaknya membuka peluang untuk bermitra dengan Garuda Indonesia karena citra maskapai ini yang terbilang bersih. Menurutnya, tak sedikit calon jamaah umrah yang sebetulnya meminta terbang dengan Garuda Indonesia langsung dari Padang. Sayangnya selama ini rute langsung Padang-Jeddah oleh Garuda belum tersedia.
Kita dukung maskapai merah putih ini untuk terbang lebih tinggi. Harga penerbangan relative mahal dibanding maskapai lain, namun kualitas layanan tak bisa disamakan. Jamaah tentu memilih yang seperti ini," katanya.
Yuliandre juga menegaskan bahwa pihaknya tidak akan 'menipu' konsumen dengan iming-iming biaya umrah murah. Struktur biaya umrah, lanjutnya, bisa dirinci dengan formula: penerbangan low cost setidaknya Rp 12,7 pulang-pergi, biaya hotel setidaknya Rp 8 juta, dan biaya visa Rp 1 juta.
"Aneh kalau ada penawaran umrah dengan harga di bawah Rp 20 juta," kata Yuliandre.
December 28, 2018 at 06:33PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2ThHLpW
via IFTTT
No comments:
Post a Comment