REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat aktivitas Gunung Anak Krakatau masih berlanjut, dan berada pada status siaga atau level III, sejak Kamis (27/12). Terus berlanjutnya aktivitas Gunung Anak Krakatau membuat warga yang berada di Pulau Sebesi dievakuasi.
"Tremor masih terus menerus, letusan strombolian masih berlangsung, setiap menit masih terjadi letusan disertai lontaran batu pijar, lontaran awan panas sampai 20 kilometer dan abu vulkanis mengarah ke barat daya. Karena itu, radius yang ditetapkan status siaga atau level III jadi 5 kilometer dari puncak Gunung Anak Krakatau tidak boleh ada aktivitas," katanya saat konferensi pers Update H+6 Penanganan Darurat Bencana Tsunami di Selat Sunda, di Jakarta, Jumat (28/12).
Ia menambahkan, dalam radius 5 kilometer dari puncak gunung itu memang tidak ada permukiman. Ia menambahkan, permukiman terdekat adalah di Pulau Sebesi yang jaraknya ke puncak kawah Gunung Anak Krakatau sejauh 19,1 kilometer. Kendati demikian, ia menyebut pemerintah mengantisipasi dampak erupsi yang ditimbulkan Gunung Anak Krakatau dengan mengevakuasi pendusuk Pulau Sebesi. Ia menyebut jumlah penduduk Sibesi 2.814 jiwa dan yang saat ini sudah dievakuasi 1.600 jiwa.
"Kekurangannya masih dalam proses," katanya.
Sutopo menambahkan proses evakuasi penduduk dengan menggunakan empat kapal dan penduduk Pulau Sebesi nantinya ditempatkan di Kalianda dan sebagian di Rajabasa. Sedangkan di Pulau Sebuku tidak ada penduduknya yang bermukim.
Sutopo menegaskan, evakuasi akan terus dilakukan sampai status Gunung Anak Krakatau menurun. Sebelumnya Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementrian ESDM Badan Geologi membuat surat edaran No. 4646/45/BGL/2018 tanggal 27 Desember 2018 perihal Peningkatan Status Anak Gunung Krakatau dari Level II (waspada) menjadi Level III (siaga).
December 28, 2018 at 04:59PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2ESiVJi
via IFTTT
No comments:
Post a Comment