REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Suhu udara di kota Zurich yang sangat dingin tidak menghalangi niat puluhan orang pengusaha Swiss untuk hadir dalam Forum Bisnis yang diadakan KBRI Bern Senin (10/12) lalu. Pelaku usaha Swiss yang hadir dalam kegiatan tersebut berasal dari berbagai sektor.
Sebut saja, mereka antara lain berasal dari sektor konstruksi, jasa asuransi, farmasi, perbankan, industri senjata, telekomunikasi, perhotelan, industri makanan. Forum bisnis dengan topik Enhancing Business Relations under Indonesia European Free Trade Agreement (IE-CEPA) ini menarik minat dunia usaha Swiss untuk mengetahui peluang usaha lebih besar dengan Indonesia.
Duta Besar RI Bern Muliaman D Hadad dalam sambutannya menyatakan Indonesia dan negara EFTA akan menghilangkan ribuan tarif untuk memperlebar akses pasar untuk kedua pihak. “Sekitar 98 persen tarif line masuk dari Indonesia dan negara EFTA akan dikurangi,” ujar Muliaman dalam keterangan tertulisnya.
Hilangnya trade barriers ini juga didukung oleh meningkatnya efektifitas berbisnis di Indonesia. “Peringkat Indonesia dalam kemudahan berbisnis juga terus meningkat,” kata Muliaman.
Pembicara lain, Ketua SwissCham Indonesia Luthfi Mardiansyah mengatakan Swiss ecosystem di Indonesia sudah di kenal sejak lama. Sebanyak 152 perusahaan Swiss di Indonesia sejak belasan tahun membuat masyarakat Indonesia sangat kenal dengan Swiss.
Keberadaan SwissCham Indonesia yang baru dibentuk tahun ini akan mempermudah aktifitas bisnis dunia usaha Swiss di Indonesia dan sebaliknya. Dengan IE CEPA, SwissCham diharapkan bakal berperan dalam meningkatkan volume bisnis kedua negara.
Untuk sektor investasi, Direktur fasilitas daerah BKPM Nurul Ichwan mengungkapkan Swiss adalah investor ketiga terbesar dari Eropa di Indonesia. Industri kimia dan farmasi mendominasi investasi Swiss di Indonesia. "Dengan IE CEPA fasilitasi investasi akan lebih banyak dengan proses yang lebih mudah sehingga investasi Swiss di sektor lainnya bisa meningkat," ujar dia.
Pembicara berikutnya Angela Di Rosa dari Swiss Global Enterprises (S-GE) menyatakan inilah saatnya memperluas penetrasi pasar oleh kedua pihak. “Tentu akan ada kendala dalam berbisnis di Indonesia namun banyak partner bisnis Indonesia yang memiliki etik berbisnis yang tinggi dan dapat diandalkan” ujar Angela.
“Swiss ecosystem seperti Swiss Business Hub dan Swiss Cham Indonesia akan memberikan fasilitasi pada dunia usaha kedua pihak” ungkap Angela menambahkan.
S-GE adalah asosiasi bisnis terbesar di Swiss dan telah beberapa kali mengadakan kegiatan Fact Finding Mission membawa pengusaha Swiss ke Indonesia guna mencari partner bisnis dan mempelajari potensi investasi dan perdagangan di Indonesia. Lebih lanjut Angela menyatakan bahwa market entry cost Indonesia memang relatif mahal namun keuntungan untuk jangka menengah dan panjang dapat diperkirakan.
Atase Perdagangan KBRI Brussels Ari Indarto dan Atase Perdagangan PTRI Jenewa Franciska sebagai pembicara berikutnya mengatakan hubungan dagang Indonesia dan Swiss yang sangat lama. IE CEPA akan menyediakan lompatan besar dalam memperluas hubungan itu.
Dalam sesi tanya jawab sejumlah hadirin nampak antusias dalam menanyakan berbagai hal terkait potensi bisnis di Indonesia, mekanisme tender proyek, dan proses investasi. Mereka juga menanyakan pembiayaan investasi infrastruktur, regulasi terkait perdagangan dan investasi.
Di ujung acara, seorang anggota Swiss Asian Chamber of Commerce asal Indonesian Jesse Ng mengungkapkan keberhasilannya dalam membangun usaha di Swiss selama belasan tahun. Sektor usaha yang digeluti Jesse adalah konsultan bisnis yang terus berkembang. Seorang pengusaha asal Swiss juga mengungkapkan kesuksesannya mendirikan perusahaan manufaktur di Indonesia yang telah berjalan bertahun-tahun.
Duta Besar RI Bern Muliaman D Hadad menyatakan kegiatan ini merupakan upaya KBRI Bern untuk mensosialisasi keberadaan IE CEPA kepada dunia usaha Swiss dan manfaat yang diperoleh dari perjanjian ini. Kegiatan serupa juga akan diadakan di Indonesia bekerjasama dengan KADIN Indonesia dan SwissCham Indonesia agar dunia usaha Indonesia mengerti akan keuntungan IE CEPA untuk memperluas jangkauan bisnisnya di Swiss.
“Menurut sebuah penelitian, dari lebih 400 FTA yang ditandangani di berbagai belahan dunia, hanya sekitar 30% yang telah dimanfaatkan. Kendalanya antara lain ketidak-mengertian dunia usaha atas manfaat perjanjian karena tidak disosialisasikan dengan baik,” ujar Muliaman.
December 11, 2018 at 06:25PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2EedwvI
via IFTTT
No comments:
Post a Comment