REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekspor industri pengolahan mencapai 10,68 miliar dolar AS pada November 2018. Dengan angka ekspor tersebut industri pengolahan menjadi kontributor terbesar ekspor migas dan nonmigas pada periode tersebut.
"Seperti biasa, ekspor industri pengolahan menyumbang nilai ekspor dominan, termasuk pada November 2018," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suharyanto di Jakarta, Senin (17/12).
Dengan angka tersebut, sektor industri pengolahan menyumbang nilai ekspor sebesar 72,03 persen. Namun nilai ekspor tersebut mengalami penurunan 8,12 persen jika dibandingkan Oktober 2018 dan 6,86 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, ekspor migas pada periode tersebut sebesar 1,37 miliar dolar AS. Sedangkan ekspor pertanian senilai 0,32 miliar dolar AS dan ekspor pertambangan dan lainnya mencapai2,46 miliar dolar AS.
Dengan demikian nilai total ekspor pada November 2018 mencapai 14,83 miliar dolar AS atau turun 6,69 persen dibandingkan ekspor Oktober 2018. Demikian pula jika dibandingkan November 2017 angkanya turun 3,28 persen.
Pada periode Januari-November 2018, Cina tetap merupakan negara tujuan ekspor terbesar dengan nilai 22,7 juta dolar AS, diikuti Amerika Serikat (AS) dengan nilai 16,18 juta dolar AS, dan Jepang dengan nilai 15,15 juta dolar AS.
Cina, Amerika Serikat, dan Jepang masing-masing mendominasi tujuan ekspor sebesar 15,12 persen, 10,78 persen dan 10,09 persen. Menurut data BPS, komoditas utama yang diekspor ke China pada periode tersebut adalah lignit, batubara, dan besi/baja.
December 17, 2018 at 03:01PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2PGxbXh
via IFTTT
No comments:
Post a Comment