REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo 1 melakukan pengoperasian Kuala Tanjung Multipurpose Terminal pada Kamis (27/12). Pengoperasian tersebut berupa kegiatan pengapalan perdana ekspor sebanyak 180 box atau 205 TEUs melalui rute langsung/direct call intra Asia.
Adapun prosesi pelepasan ekspor produk turunan CPO berupa Lauric Acid, Soap, Fatty Acid, Fatty Alcohol, Glycerin ini dilakukan oleh Direktur Utama Pelindo 1 Bambang Eka Cahyana didampingi President Director Wan Hai Tommy Hsieh. Komoditas ekspor tersebut berasal dari Unilever Oleochemical Indonesia, Bakrie Sumatera Plantations, dan Procter& Gamble (P&G).
Komoditas tersebut diangkut menggunakan Kapal Wan Hai 505 milik Wan Hai Lines dengan ukuran panjang (LoA) 268 meter, berbobot 50 ribu GT berkapasitas 4.500 TEUs. Kapal ini melayani rute direct call intra Asia India menuju Cina.
“Layanan pelayaran direct call intra Asia melalui Pelabuhan Kuala Tanjung ini merupakan bukti kepercayaan dunia pelayaran internasional terhadap kesiapan Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT) dalam menyediakan kegiatan bongkar muat berstandar internasional sekaligus prospek ekonomi dan strategis Pelabuhan Kuala Tanjung," ujar Direktur Utama Pelindo 1 Bambang Eka Cahyana dalam siaran pers.
Bambang berharap, kegiatan perdana ekspor melalui layanan direct call intra Asia mampu meningkatkan efisiensi waktu pengiriman dan biaya logistik. Dengan demikian mampu meningkatkan daya saing produk ekspor nasional.
Bambang mengatakan, melalui kegiatan ini menunjukkan kesiapan sarana dan prasana KTMT untuk segera dapat beroperasi secara penuh. Saat ini, KTMT telah dilengkapi dengan fasilitas kepelabuhanan yang lengkap dan modern dengan didukung sistem IT yang terintegrasi.
Guna meningkatkan layanan kepada pengguna jasa dan meningkatkan kecepatan proses bongkar muat, KTMT akan dilayani Container Crane bertenaga listrik dengan kapasitas 45 Ton dan mampu meng-handle container dengan kapasitas 20 feet, 40 feet hingga 45 feet.
KTMT berkapasitas 600 ribu TEUs ini juga dilengkapi dengan dermaga 500x60 m, trestle sepanjang 2,8 km untuk empat jalur truk selebar 18,5 m serta dilengkapi rak pipa 4 line x 8 inch.
Selain itu, Terminal Multipurpose Kuala Tanjung juga didukung berbagai sarana dan prasarana infrastruktur bongkar muat modern dan canggih antara lain tiga unit Ship to Shore (STS) Crane, 8 unit Automated Rubber Tyred Gantry (ARTG) Crane, 21 unit truck terminal, dan 2 unit MHC serta Terminal Operating System (TOS) Peti Kemas maupun curah cair. Pada tahap awal, KTMT yang dikelola oleh PT Prima Multi Terminal, perusahaan patungan antara Pelindo 1, PT Pembangunan Perumahan, dan PT Waskita Karya ini diharapkan bisa melayani ekspor hingga 600 kontainer setiap minggunya.
Bambang mengatakan, sudah ada sejumlah perusahaan berlokasi di KEK Sei Mangkei, diantaranya Unilever, Wilmar, dan P&G yang telah berkomitmen untuk melakukan ekspor dengan tujuan ke Cina, India, dan negara-negara di Asia melalui Pelabuhan Kuala Tanjung. Pengiriman komoditas melalui Pelabuhan Kuala Tanjung menawarkan integrasi antara moda angkutan laut dan angkutan berbasis rel sehingga akan meningkatkan efisiensi serta menekan emisi karbon.
“Kami berharap dengan pengoperasian Pelabuhan Kuala Tanjung ini mampu mendorong pembangunan ekonomi daerah, khususnya potensi ekonomi Sumatera Utara, sesuai program nawacita Pemerintah sekaligus menekan biaya logistik di Indonesia,” kata Bambang.
December 27, 2018 at 08:08PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2ERBHRF
via IFTTT
No comments:
Post a Comment