REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menanggapi ramainya istilah propaganda Rusia yang dilontarkan calon presiden Joko Widodo (Jokowi) akhir pekan lalu. Senada dengan penjelasan Jokowi, JK menilai propaganda Rusia bukan merujuk pada campur tangan Rusia sebagai negara ke Indonesia.
Namun, propaganda Rusia yang dimaksud sebagai salah satu jenis propaganda dengan cara menyebarkan hoaks. "Jadi ini yang dimaksud propaganda. Jadi ini Bika Ambon, bukan Ambonnya, tapi Bikanya itu. Jadi yang dimaksud Propaganda Rusia itu jenisnya, bukan (negara) Rusianya. Iya, sama dengan Russian Roulette," ujar JK di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu (6/2).
Namun, JK menilai Rusia sebagai negara tidak ada intervensi langsung kepada Indonesia. Menurutnya, istilah jenis propaganda Rusia bisa jadi karena mengacu sejarah dari negara tersebut.
"Tidak, itu kata jenis itu, Rusia kan pernah negara sosialis berat, komunislah, jadi cara berkampanye memang meyakinkan orang, gini caranya, jadi bukan menyinggung Rusia sebagai negara, tetapi sebagai kata jenis gitu kan," ujar JK.
Namun demikian, JK menilai propaganda lazim digunakan dalam pemilihan. Seperti halnya kampanye, propaganda merupakan cara untuk meyakinkan orang agar memilih calon tertentu.
"Jadi, ya namanya propaganda tentu mengupayakan agar didengar yang baik-baik. Yang jelek-jelek tidak didengarkan, dipercayai yang baik. Yang negatif ya kita usahakan bagaiamana tidak didengarkan," ujar Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf tersebut
Istilah propaganda Rusia ini disampaikan Jokowi saat menghadiri acara Forum Alumni Jatim di Tugu Pahlawan Surabaya, Sabtu (2/2). Saat itu, ia menjelaskan, adanya tim sukses yang menggunakan propaganda ini untuk menyerang tim lawan. Salah satu ciri utamanya yakni dengan menyebarkan fitnah, hoaks, dan juga dusta.
“Ada tim sukses yang menyiapkan sebuah propaganda yang namanya propaganda Rusia. Setiap saat selalu mengeluarkan semburan-semburan fitnah, semburan-semburan dusta, semburan-semburan hoaks. Ini yang harus segera diluruskan oleh bapak ibu sekalian, sebagai intelektual," kata Jokowi.
Istilah propaganda Rusia yang disampaikan Jokowi itupun juga membuat Kedutaan Besar Rusia angkat bicara. Menurut Kedubes Rusia, istilah propaganda Rusia di Pilpres Amerika Serikat itu merupakan rekayasa.
“Sebagaimana diketahui istilah 'propaganda Rusia' direkayasa pada 2016 di Amerika Serikat dalam rangka kampanye pemilu presiden. Istilah ini sama sekali tidak berdasarkan pada realitas,” ujar Kedubes Rusia.
February 06, 2019 at 04:13PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2DV47IN
via IFTTT
No comments:
Post a Comment