REPUBLIKA.CO.ID, BATULICIN -- Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, sejak 2015 menjadi daerah swasembada daging tingkat provinsi. Pemkab Tanah Bumbu terus mengoptimalkan pembibitan sapi, baik berupa kebersihan kandang, kesehatan sapi, serta pakan terbaik.
Kepala Dinas Pertanian Kabuapten Tanah Bumbu Setya Budi melalui Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Berkat, di Batulicin, Selasa (12/2) mengatakan kebutuhan daging di seluruh pasar yang ada di Tanah Bumbu mencapai 0,5 ton. Sedangkan produksi daging dari sapi potong mencapai satu ton per hari.
"Sisanya yang mencapai 0,5 ton tersebut kami suplai ke seluruh pasar yang ada di kabupaten lain sebagai wujud program swasembada daging di Provinsi Kalimantan Selatan," kata Berkat.
Dia mengatakan, jumlah sapi di seluruh peternak yang ada di Tanah Bumbu mencapai 2.000 ekor, terdiri dari 1.700 jenis sapi betina dan 300 ekor sapi jenis jantan. Untuk sapi betina saat ini sudah bunting mencapai 1.000 ekor dan yang sudah melahirkan mencapai 700 ekor sisanya diperkirakan pertengahan tahun 2019 sudah melahirkan.
Dalam mendukung program swasembada daging yang digencarkan oleh Bupati Tanah Bumbu H Sudian Noor maka Dinas Pertanian pada Bidang Peternakan juga menggencarkan program Sapi Induk Wajib Bunting (Siwab) dengan targen 1500 ekor.
Dari 1.500 ekor sapi induk wajib bunting yang ditergetkan pada 2018 namun yang terealisasi mencapai 1.900 ekor, artinya surplus sekitar 30 persen. Selain itu untuk perkembangan program siwap di Kabupaten Tanah Bumbuuntuk menuju swasembada daging tahun 2019 pihaknya terus menggalakkan insiminasi buatan yang ditangani oleh tim teknis.
"Dengan program itulah yang kita lakukan agar mempercepat pertumbuhan anakan sapi di Kabupaten Tanah Bumbu untuk mencukupi jumlah ternak dan daging," katanya.
Dalam hal tersebut pemerintah daerah juga membentuk sentra pembibitan sapi inidengan tujuan untuk dapat mengoptimalkan pasokan sapi, sehingga kebutuhan akan daging sapi masyarakat di Tanah Bumbu selalu terpenuhi dan bisa menjasi swasembada daging yang berkelanjutan.
February 12, 2019 at 04:30PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2TLuHcP
via IFTTT
No comments:
Post a Comment