REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Jumlah penumpang di Bandara Minangkabau berkurang sedikitnya 2.000 setiap hari akibat mahalnya tiket penerbangan sejak akhir 2018.
General Manager Bandara Minangkabau Dwi Ananda saat kampanye keselamatan di Padang, Ahad (10/2) mengatakan, penurunan jumlah penerbangan dan penumpang berlangsung sejak Desember 2018. Untuk jumlah penumpang, Dwi menyebutkan turun hingga 30 persen.
"Penurunan ini, berdampak ke pendapatan mengingat kontribusi pajak bandara (PSC) sebanyak 40 persen ke pendapatan Angkasa Pura II.Cukup besar, cukup signifikan, 40 persen," katanya (12/10).
Dia menambahkan, tidak semua penurunan penumpang diakibatkan karena satu faktor, yaitu naiknya harga tiket pesawat. Ada faktor trafic yang juga ikut mempengaruhi. "Pasti ada traffic (pergerakan) dan tarif. Traffic turun tarif juga tidak naik," katanya.
Baca juga, Tiket Pesawat Mahal, Kemenhub: Maskapai Butuh Hidup.
Dwi mengatakan penurunan penumpang berdampak pada berkurangnya pembeli dari gerai di Bandara Minangkabau. Untuk itu, ia mengatakan pihaknya melakukan strategi lain, yakni mengoptimalkan anak usaha.
Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara menyebut perusahaan sudah menurunkan harga tiket sebesar 70 persen. Penurunan 70 persen hanya di musim sepi (low season).
"Selected rute langsung 70 persen bukan up to, langsung 70 persen, enggak ada lagi 10-20 persen untuk di low season ini," kata Ari. "Di high season sudah pasti enggak ada, semua pasti naik," katanya menambahkan.
Ia juga meminta situs pembelian tiket untuk mencantumkan harga sebelum dan sesuah diskon agar masyarakat mengetahui bahwa harga sudah diturunkan.
"
February 10, 2019 at 06:56PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2E2NVWc
via IFTTT
No comments:
Post a Comment