Pages

Saturday, February 9, 2019

Studi: Ukuran Tubuh dan Faktor Ini Pengaruhi Umur Wanita

Studi memperlihatkan wanita yang berolahraga memiliki harapan hidup panjang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usia seseorang memang menjadi rahasia Tuhan. Setiap manusia hanya bisa berupaya, salah satunya dengan menjaga kesehatan untuk menjaga keberlanjutan usia secara optimal.

Saat ini ada temuan studi baru terkait ukuran tubuh wanita yang bisa memengaruhi umur mereka, tapi tidak berlaku bagi pria. Selain itu, ada faktor aktivitas fisik, termasuk berolahraga.

Dilansir laman USnews, jika para wanita ini berolahraga satu jam sehari, manfaat umur panjang bahkan lebih besar. Para ilmuwan Belanda melaporkan, sementara olahraga bisa membantu pria hidup lebih lama, namun tidak ukuran tubuh mereka.

Ketua peneliti Lloyd Brandts, dari departemen epidemiologi di Maastricht University Medical Center, di Belanda mengatakan peningkatan harapan hidup telah mulai meningkat di beberapa negara maju. "Temuan menunjukkan bahwa ukuran tubuh dan aktivitas fisik terkait dengan umur, tetapi hubungan ini tampaknya berbeda antara pria dan wanita," kata Brandts.

Dia mengingatkan, bagaimanapun, jenis penelitian observasional tidak dapat membuktikan ukuran tubuh dan aktivitas fisik dapat menyebabkan orang hidup lebih lama. Tetapi Brandts mengatakan, pada wanita, peningkatan kesempatan mencapai usia 90 terlihat dengan aktivitas fisik hingga 60 menit sehari. 

Peluang mencapai usia lanjut tidak meningkat lebih jauh dengan lebih banyak olahraga. Sedangkan, pada pria, tampaknya semakin banyak waktu yang mereka habiskan untuk aktif secara fisik setiap hari, semakin baik peluang mereka untuk mencapai usia tua.

Dalam studi lebih dari 7.800 pria dan wanita, para peneliti Belanda juga menemukan bahwa wanita yang lebih tinggi kurus pada awal penelitian dan tetap kurus lebih cenderung mencapai usia 90 daripada wanita yang lebih pendek dan gemuk.

Temuan menunjukkan wanita yang tingginya sekitar 5 kaki 9 inci, sebanyak 31 persen lebih mungkin mencapai usia 90 daripada wanita yang tingginya sekitar 5 kaki 3 inci. Sementara di antara pria, bagaimanapun, tinggi badan tidak memberikan keuntungan yang sama seperti wanita,

Dalam hal aktif secara fisik, 39 persen pria yang berolahraga lebih dari 90 menit berpotensi untuk mencapai usia 90 daripada pria yang aktif secara fisik selama kurang dari 30 menit.

Namun bagi perempuan, mereka yang aktif secara fisik selama 30 hingga 60 menit sehari, 21 persen lebih mungkin mencapai usia 90. Untuk penelitian ini, Brandts dan rekannya mengumpulkan data pada lebih dari 7.800 pria dan wanita, berusia 55 hingga 69 tahun, yang mengambil bagian dalam Studi Kelompok Belanda, yang dimulai pada tahun 1986.

Para peserta memberikan informasi tentang berat dan tinggi badan mereka ketika mereka berusia 20 tahun. Mereka juga menggambarkan aktivitas fisik waktu luang mereka.

Termasuk kegiatan berkebun, berjalan, bekerja di sekitar rumah, bersepeda ke tempat kerja, dan olahraga. Peserta dipantau sampai mereka meninggal atau mereka berusia 90 tahun. Perilaku dan riwayat penyakit juga tampaknya berpangaruh dalam masa hidup, seperti halnya merokok, alkohol.

David Katz, direktur Yale University Yale-Griffin Prevention Research Center, mengatakan, karena kebanyakan orang dewasa, baik pria maupun wanita, mendapat kurang dari satu jam aktivitas fisik setiap hari, pesan yang dapat diambil untuk saat ini adalah lebih banyak aktivitas fisik akan lebih baik untuk kedua jenis kelamin. 

Sedangkan mengenai mengapa tinggi dan berat badan mempengaruhi umur wanita, jawabannya, menurut dia, hanya spekulatif. Manfaat menjadi ramping tampaknya menjadi faktor umum di antara pria dan wanita. Dan itu bisa saja dipengaruhi masalah stigma atau depresi.

"Wanita secara konsisten menderita efek bias obesitas lebih banyak daripada pria, sehingga biaya kesehatan mental mungkin lebih besar," kata Katz.

Karena kelebihan berat badan pada pria kurang distigma, mungkin pria dengan kesehatan mental yang baik cenderung menambah berat badan dari waktu ke waktu. Sementara bagi perempuan, bagaimanapun, mungkin lebih enggan menambah berat badan, dan bertambahnya berat badan justru mengindikasikan kesehatan mental yang buruk.

Studi ini dipublikasikan secara online, 21 Januari di Journal of Epidemiology and Community Health.

Let's block ads! (Why?)



February 10, 2019 at 10:25AM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2tbfIgS
via IFTTT

No comments:

Post a Comment