REPUBLIKA.CO.ID, PARIAMAN -- Nilai penjualan atau omzet pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) oleh-oleh khas Kota Pariaman, Sumatera Barat, turun sekitar 40 persen. Penurunan terjadi semenjak tarif tiket pesawat mahal serta penerapan bagasi berbayar oleh sejumlah maskapai.
"Pendataan secara menyeluruh omzet UMKM belum kami lakukan. Namun kami sudah mendapatkan informasi dari sejumlah pelaku UMKM makanan ringan," kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Pariaman, Gusniyetti Zaunit di Pariaman, Rabu (26/2).
Ia mengatakan sebelum harga tiket pesawat naik dan bagasi berbayar diberlakukan UMKM di daerah itu mampu meraup omzet Rp 5 juta hingga Rp 10 juta per hari. Namun omzet tersebut turun sekitar 40 persen karena maskapai penerbangan menaikkan harga tiket pesawat dan diterapkannya sistem bagasi berbayar.
Saat ini UMKM di daerah itu hanya mengharapkan konsumen lokal yang berkunjung ke Kota Pariaman. "Kalau untuk promosi telah kami lakukan dengan menyampaikan lokasi makanan ringan dan oleh-oleh khas Pariaman," ujarnya.
Ia menyarankan pedagang untuk menjual produk UMKM-nya melalui dalam jaringan atau online sehingga konsumennya tidak perlu datang ke Pariaman. "Ini salah satu alternatif yang dapat diambil oleh pelaku UMKM," kata dia.
Adapun oleh-oleh khas Pariaman yaitu kipang kacang, ladu, arai pinang, rakik maco, rakik udang, kripik pisang, dan kerupuk jengkol. Penjualan oleh-oleh khas Pariaman tersebut dipusatkan di Kelurahan Kampung Perak, Kecamatan Pariaman Tengah atau dekat dengan Pasar Pariaman.
Oleh-oleh khas Pariaman tersebut dijual dengan harga terjangkau. Kemasannya juga baik sehingga sering dijadikan buah tangan oleh wisatawan dan perantau.
February 27, 2019 at 05:23PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2UaVLma
via IFTTT
No comments:
Post a Comment