REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kata "disiplin" selama ini masih diidentikkan dengan penegakan hukuman tanpa melihat dasar tindakan tersebut dilakukan. Kesalahan dalam pemahaman ini membuat banyak orang tua, guru, dan orang dewasa lainnya memilih menggunakan hukuman fisik bahkan tak jarang dengan kekerasan, untuk mendisiplinkan anak-anaknya.
Dompet Dhuafa Pendidikan (DD Pendidikan) sebagai salah satu jejaring Dompet Dhuafa yang fokus terhadap pembangunan kualitas sumber daya manusia, memberikan kontribusi terhadap penanaman karakter disiplin ini. Melalui programnya, SMART Ekselensia Indonesia, DD Pendidikan menggelar Seminar Penerapan Disiplin Positif Dalam Pengasuhan.
Seminar yang dilaksanakan di Aula Pengembangan Insani ini menghadirkan narasumber Hodam Wijaya, selaku Ketua Pembina Asrama SMART Ekselensia Indonesia dan juga Ketua KOMPARASI (Komunitas Pengasuh Asrama Seluruh Indonesia).
Acara kali ini diikuti kurang lebih 75 ustaz dan ustazah wali asrama yang tergabung dalam komunitas pengasuh asrama seluruh Indonesia. Pemahaman dan teknis penerapan disiplin positif yang benar diperlukan oleh para Wali Asrama ini, agar mereka dapat menanamkannya kepada para siswanya di asrama masing-masing.
“Konsep Disiplin Positif yang dimaksud di sini lebih menekankan pada komunikasi efektif dengan siswa sehingga dapat memberikan penanganan yang tepat. Dengan begitu siswa dapat mengetahui kesalahan dan tindakan apa yang harus dia lakukan” jelas Hodam.
Pemahaman yang benar terhadap Disiplin Positif ini akan mengubah pendekatan para Wali Asrama dalam menegakkan kedisiplinan. Mereka diharapkan lebih memanusiakan siswanya setelah menerapkan Disiplin Positif ini, yaitu dengan menyentuh jiwa bukan mengandalkan kekerasan belaka.
April 01, 2019 at 03:15PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2OGm2qI
via IFTTT
No comments:
Post a Comment