REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Menjelang Lebaran, peredaran uang palsu di Kota Tasikmalaya terus diantisipasi. Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Tasikmalaya Kota AKP Dadang Sudiantoro mengatakan, antisipasi peredaran uang palsu dilakukan juga selama operasi pekat yang dilakukan sejak memasuki bulan Ramadhan.
Menurut dia, hingga saat ini belum ada laporan atau temuan uang palsu yang beredar di masyarakat. Namun, pihaknya akan tetap melakukan operasi sehingga tak ada peredaran uang palsu di Kota Tasikmalaya. "Kita antisipasi dengan operasi pekat sekarang. Itu juga termasuk untuk menghindari uang palsu," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Senin (20/5).
Ia juga mengimbau masyarakat untuk selalu waspada ketika menerima uang dari transaksi jual beli. Menurut dia, sasaran komplotan pengedar uang palsu biasanya adalah warung-warung kecil. Karena itu, ia meminta masyarakat lebih teliti jika menerima uang.
Sementara untuk jasa penukaran uang yang biasa marak jelang Lebaran, Dadang mengatakan, wilayah Kota Tasikmalaya cenderung jarang ditemukan. Karena itu, potensi beredarnya uang palsu di wilayahnya lebih kecil.
Meski begitu, ia mengajak masyarakat yang hendak menukarkan uang melakukannya di tempat resmi. "Kan sudah ada disiapkan dari BI (Bank Indonesia) untuk penukaran uang, sudah difasilitasi. Jadi tukar di bank resmi saja, bukan ke perorangan," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Kantor Perwakilan BI Tasikmalaya Heru Saptaji mengajak masyarakat untuk menukarkan uang ke tempat resmi, bukan lapak pinggir jalan. Pasalnya, tak ada jaminan uang yang diperjualbelikan di pinggir jalan asli.
Namun, menurut dia, lapak penukaran uang pinggir jalan di Kota Tasikmalaya cenderung sedikit dan jarang peminatnya. Meski begitu, tak menutup kemungkinan lapak-lapak itu akan muncul menjelang Lebaran.
"Susah sih untuk ditindak. Yang kita lakukan adalah memberi imbauan dan edukasi ke masyarakat. Nanti hal itu akan hilang dengan sendirinya," kata dia.
Heru mengatakan, menurut pengamatan BI, peredaran uang palsu di wilayah Priangan Timur relatif terbatas dan aman. Ia menambahkan, pemantauan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri juga tidak ditemukan kejadian istimewa. "Kalau antisipasi tak hanya menjelang Ramadhan dan Idul Fitri. Setiap waktu kita edukasi terus kepada masyarakat, ke sekolah, pasar, lingkungan. Itu terus dilakukan," kata dia.
Heru mengingatkan, saat bertransaksi masyarakat harus melakukan prinsip 3D (dilihat, diraba, diterawang). Kemudian jaga uang tersebut dengan Lima Jangan, yaitu jangan (mencoret, menstrepler, membasahi, meremas, melipat) uang," kata dia.
Kantor Perwakilan BI Tasikmalaya sendiri menyiapkan uang pecahan baru senilai Rp 3,92 triliun untuk wilayah Priangan Timur menjelang Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriyah. Sebanyak Rp 3,59 triliun dalam pecahan besar atau Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu, dan Rp 0,33 triliun disiapkan dalam pecahan kecil atau di bawah Rp 50 ribu.
Heru mengatakan, untuk mempermudah masyarakat yang ingin menukarkan uang pecahan baru tersebut, BI telah menjalin kerja sama dengan 29 bank umum dan 19 bank perkreditan rakyat (BPR) di wilayah Priangan Timur. Selain itu, pihaknya juga menyediakan layanan kas keliling di dalam dan di luar Kota Tasikmalaya.
Menurut dia, penukaran uang di bank maupun layanan kas keliling sudah mulai bisa dilakukam sejak 2 Mei hingga 29 Mei 2019. "Kas keliling terus hadir di pusat-pusat keramaian," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, pada 27 hingga 31 Mei, layanan penukaran uang juga dibuka di halaman parkir timur gedung Kantor Perwakilan BI Tasikmalaya. Sementara dalam layanan kas keliling, BI bekerja sama dengan tujuh bank, yang bisa ditemui di operasi pasar murah yang digelar di sejumlah tempat selama Ramadhan.
May 20, 2019 at 05:16PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2WTfnMV
via IFTTT
No comments:
Post a Comment