REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Desa pertanian organik (DPO) di Sumatra Barat menghasilkan semangka organik yang banyak dicari pembeli. Komoditas ini menjadi andalan dan kebanggaan masyarakat di sana.
Pada 2019, Direktorat Jenderal Hortikultura memperluas lokasi dari 20 DPO menjadi 24 DPO. Nagari Kapujan, Kampung Parit Rantang, Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan adalah salah satu lokasi pengembangan dengan Kelompok Tani Bayang Bungo sebagai pengelola.
"Kami telah lama menerapakan budidaya ramah lingkungan pada area seluas 12 hektare. Lebih dari 1 hektare dikelola dengan sistem budidaya organik," ucap Akmal, ketua kelompok dalam keterangan tertulis pada Jumat (31/5).
Akmal beserta 20 petani lain membudidayakan semangka yang ditanam secara monokultur. Pola tanamnya atur secara bergilir dengan padi organik. Dari luas pertanaman 1 hektare, kami memanen semangka organik 2,8 ton per musim tanam dengan rata - rata berat mencapai 3 kg per buah.
Dengan produksi ini, lanjut Akmal, para petani semakin bersemangat menerapkan sistem budidaya organik pada komoditas lainnya. "Keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan dan bimbingan petugas Pengamat Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Laboratorium Pengamat Hama dan Penyakit (LPHP) Bandarbuat," jelas Akmal.
Kelompok tani ini berencana mendaftarkan diri ke Lembaga Sertifikasi Organik (LSO) untuk sertifikati lahan yang dikelola. Pihaknya menargetkan tahun ini akan mendaftarkan ke Lembaga Sertifikasi Organik (LSO) untuk sertifikat organik lahan.
Selain mendapatkan fasilitas bantuan sarana DPO bidang hortikultura, kelompok tani ini juga mendapatkan bantuan Unit Pengelolaan Pupuk Organik (UPPO) dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan pada 2018 lalu. “Bantuan UPPO tersebut berupa 10 ekor sapi, rumah kompos dan motor roda 3 yanga dapat memenuhi kebutuhan bahan pupuk organik," ujar Fungsional POPT, Rita Warduna saat berkunjung.
Para petani menyampaikan, bertanam secara organik lebih menguntungkan dibanding konvensional karena biaya usaha tani lebih rendah. Selain itu rasa buah jauh lebih manis, renyah serta tahan lama.
"Betul sekali. Petani sangat antusias dalam menerapkan pertanian organik. Banyak kelebihan bertanam organik," ujar Petugas Pengamat Organisme Penganggu Tumbuhan (POPT) Kecamatan Bayang, Mardius.
Shinta Ramadhani, Kasi Kelembagaan OPT Direkorat Perlindungan Hortikultura menghimbau agar petani meningkatkan kemampuan dalam menerapkan budidaya organik.
"Terus kembangkan budidaya organik karena sumber daya alam sangat mendukung, terutama ketersedian Mikroorganisme Local (MOL)," ujarnya.
Shinta turut mengajak Kelompok Tani Bayang Bungo berpartisipasi pada Jambore Organik 2019 dengan menampilkan produk semangka, beras organik serta demonstrasi pemanfaatan MOL dalam membuat pestisda nabati.
May 31, 2019 at 03:31PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2VZ0XJT
via IFTTT
No comments:
Post a Comment