REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN -- Bencana tsunami telah menghantam Pantai Anyer dan Lampung, pada 22 Desember 2018 pukul, 21.03 WIB lalu. Akibat hantaman air laut -- sebagai buntut dari erupsi Gunung Anak Krakatau dan gelombang pasang di bulan purnama itu-- diperkirakan menerpa lahan seluas 64 hektare yang dimukim warga masyarakat.
Dua kombinasi tersebut menyebabkan tsunami yang terjadi tiba-tiba yang menerjang pantai. Lokasi paling terdampak menimpa wilayah di Pesisir Lampung Selatan, Pantai Tanjung Lesung, Sumur, Teluk Lada, Penimbang dan Carita.
Mengacu data di Badan Nasional Penanggulangan Bencana(BNPB) per tanggal 23 Desember, sebanyak 281 jiwa meninggal dunia, 843 jiwa luka-luka, 28 jiwa hilang/belum diketemukan, 556 rumah rusak, sembilan hotel rusak berat, 60 warung rusak, dan 350 perahu/kapal rusak.
Direktur Eksekutif (Forum Zakat) FOZ, Agus Budiyanto mengatakan sejak awal terjadinya tsunami, Forum Zakat sudah membentuk Posko Utama FOZ Banten dan Lampung untuk mengkoordinasikan bantuan untuk para menyintas tsunami Selat Sunda. Hingga saat ini sudah 26 LAZ Anggota FOZ yang berkoordinasi di posko utama FOZ Banten dan Lampung.
“Berdasarkan temuan teman-teman LAZ di lapangan, bantuan mendesak yang diberikan LAZ anggota FOZ antara lain adalah, makanan siap santap, air mineral kemasan, makanan bayi dan balita, pampers bayi dan balita, biskuit, dan susu UHT,” ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika, Senin (24/12).
“Sedangkan bantuan yang sudah disalurkan adalah dapur umum, makanan siap santap, perlengkapan bayi dan balita, ambulans, tenaga medis, obat-obatan, serta pakaian ganti,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Forum Zakat(FOZ), Bambang Suherman meminta semua anggota FOZ berkoordinasi dengan posko utama FOZ, dan mendata semua kebutuhan para penyintas. "FOZ juga sudah menerjunkan tim dari sekretariat untuk membantu dalam proses koordinasi lebih lanjut,” tambahnya.
December 24, 2018 at 04:02PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2BDPdo9
via IFTTT
No comments:
Post a Comment