REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan membantah kapal perang mereka telah mengunci pesawat patroli Jepang sebagai target tembakan. Sebuah tuduhan keras dari Jepang yang membuat hubungan dua negara bertetangga tersebut semakin menegang.
Tuduhan ini masuk ke dalam daftar panjang pembicaraan yang didiskusikan para diplomat kedua negara saat mereka bertemu di Seoul, Korea Selatan. Diplomat-diplomat Korsel menjelaskan secara rinci situasi yang sebenarnya kepada diplomat-diplomat Jepang.
"Kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan komunikasi yang dibutuhkan dalam isu ini," kata salah seorang pejabat di Kementerian Luar Negeri Korsel yang tidak disebutkan namanya kepada kantor berita News1, Senin (24/12).
Hubungan kedua negara sekutu terdekat Amerika Serikat di Asia itu terus memburuk sejak bulan Oktober lalu. Ketika Mahkamah Agung Korea Selatan meminta dua perusahaan baja Jepang membayar kompensasi kepada korban kerja paksa Korsel selama masa penjajahan Jepang di Semenanjung Korea.
Jepang mengecam keputusan tersebut, menurut mereka kompensasi sudah dibayarkan dalam perjanjian tahun 1965. Pada hari Jumat (21/12) lalu Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan salah satu kapal tempur Korsel mengunci pesawat patroli Jepang sebagai target mereka.
Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan tindakan tersebut sangat berbahaya. Sementara itu Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan kapal tempur mereka hanya menjalankan operasi rutin. Mereka pun memberikan rincian pergerakan kapal tempur tersebut.
Salah satu pejabat Staf Gabungan Korsel mengatakan saat sedang menyelamatkan kapal nelayan Korea Utara yang terdampar kapal tempur mereka mendekteksi pesawat patroli Jepang dengan kamera optik. Pejabat tersebut mengatakan pesawat patroli Jepang itu terbang dengan sangat rendah.
"Selama proses tidak ada gelombang emisi radio sama sekali," katanya.
Dalam pertemuan ini para diplomat dari kedua negara juga membahas isu nuklir Korea Utara. Serta bagaimana Korsel dan Jepang dapat membantu pembicaraan denuklirisasi Semenanjung Korea antara Korut dengan AS.
December 24, 2018 at 05:21PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2QQrSdi
via IFTTT
No comments:
Post a Comment