REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk kesekian kalinya, Republika kembali mengadakan Dzikir Nasional. Dalam Ini merupakan salah satu upaya menyediakan acara yang bermanfaat bagi masyarakat. Kegiatan tersebut dimaksudkan sebagai puncak rangkaian acara Festival Republik yang dihelat pada 29-31 Desember 2018.
Di Jakarta, Dzikir Nasional dipusatkan di Masjid At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Shalat Maghrib dan Isya berjamaah di masjid ini, Senin (31/12), dipimpin qari sekaligus imam muda, Muzammil Hasballah.
Menurutnya, Dzikir Nasional patut diapresiasi sebagai alternatif untuk menghabiskan waktu liburan keluarga. Bagaimanapun, dia menyarankan agar acara yang diisi ceramah keagamaan, doa dan zikir bersama itu hendaknya diniatkan sebagai dakwah atau mempelajari ajaran Islam, bukan khususnya merayakan tahun baru Masehi.
"Saya rasa, ini merupakan acara yang positif insya Allah, tergantung kepada niat kita masing-masing. Harapan saya, acara ini harus dipahamkan sebagai bukan dalam rangka (merayakan) tahun baru. Bukan karena kita ingin menyambut tahun baru, tapi karena kebetulan saja momennya besok hari libur, ya kita isi dengan kegiatan yang bermanfaat," jelas Muzammil Hasballah, Senin (31/12).
Alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) itu melihat, penyelenggaraan zikir nasional kini sudah menjadi tren di tengah masyarakat, khususnya dalam masa-masa liburan. Suami Sonia Ristanti itu mengaku bersyukur dengan keadaan tersebut. Namun, dia juga berharap tren yang sesaat diikuti juga dengan konsistensi untuk menuntut ilmu-ilmu agama secara rutin.
"Yang harus kita sadari adalah event-event, tabligh akbar yang sifatnya seperti itu bagus, tapi yang jauh lebih bagus adalah taklim, belajar yang rutin, yakni kita berguru kepada ulama, ikut kajian yang tematis, dan sebagainya," ujar Muzammil.
Sebagai qari muda, nama Muzammil Hasballah tidak asing lagi. Cukup banyak video yang merekam dia sedang membacakan ayat-ayat suci Alquran atau menjadi imam shalat. Video yang dimaksud lalu tidak sedikit viral di tengah masyarakat. "Kalau saya pribadi, sebagai influencer saja. Saya bukan ustaz apalagi ulama," katanya menegaskan.
Muzammil mengatakan, anak-anak muda sebaiknya gemar memanfaatkan waktu untuk memakmurkan masjid, menghadiri kajian ilmu agama, dan mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih baik. Dia berharap itulah yang menjadi komitmen anak-anak muda Muslimin di Tanah Air.
Harapan-harapannya terkait kondisi kebangsaan ialah mengutamakan persatuan dan ukhuwah Islamiyah. Apa-apa yang sudah berlalu, hendaknya menjadi pelajaran untuk direnungi hikmah di baliknya. Dengan memahami kekeliruan di masa lalu, maka masa depan dapat dihadapi dengan lebih baik lagi.
"Tentang muhasabah itu, kalau orang-orang yang beriman insya Allah meresponsnya secara baik. Ketika ada ujian, ada musibah, maka itu menjadi sarana untuk mendapatkan pahala sabar. Ketika dikasih nikmat, anugerah, maka ini sarana untuk mendapatkan pahala syukur, insya Allah," ujarnya.
December 31, 2018 at 09:19PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2s1au6F
via IFTTT
No comments:
Post a Comment