REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Gelombang tsunami yang menerjang Banten dan Lampung, Sabtu (22/12) turut berdampak pada rumah ibunda Krisyanto, vokalis grup musik Jamrud di Desa Pegadongan, Carita, Banten. Meski demikian, rumah tersebut tidak hancur diterpa ombak, meski menurut kesaksian warga, air laut sempat menggenangi wilayahnya setinggi 1 meter.
"Airnya sampai selutut kira-kira di depan rumah, tapi nggak ngerusak," kata Adik ipar Krisyanto, Sopi saat ditemui Republika di rumahnya, Desa Pagedongan, Pandeglang, Banten, Sabtu (29/12).
Sopi mengatakan, saat kejadian Krisyanto sedang mengunjungi rumah ibunya untuk berlibur. Tak ayal, Krisyanto dan Ibundanya pun sempat mengungsi setelah tsunami melanda.
"Saya dan mas Kris langsung bawa ibu ngungsi ke bukit, Alhamdulillah sempat bawa barang-barang penting dan semua selamat," ungkapnya.
Sang ibunda, lanjutnya, kini masih mengungsi di posko pengungsian yang cukup jauh dari bibir pantai. Sedangkan Sopi dan keluarganya, setiap pagi pulang ke rumah untuk berjaga-jaga dan kembali mengungsi ketika malam tiba.
Sebelumnya, dalam pesan grup WhatsApp yang beredar, Ahad (23/12), Krisyanto mengabarkan kejadian pada Sabtu (22/12) malam. Ia mengaku sempat lari ke tempat yang aman untuk menyelamatkan diri saat ombak tsunami menerjang.
"Aku ngungsi ke dataran tinggi. Aku sekarang di rumah ortu sudah tiga hari di Carita," kata dia.
Ia juga sempat menceritakan bagaimana warga sekitar lari berhamburan dan mencari tempat aman saat air laut itu datang. "Kejadiannya jam 9 malam ombak tsunaminya, orang pada berlarian sambil teriak air pasang," ujarnya.
Agar tetap aman, kata dia, masyarakat di desa telah dievakuasi ke dataran yang lebih tinggi. "Satu kampung mengungsi semua ke dataran yang lebih tinggi brader," tuturnya.
December 29, 2018 at 05:03PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2Vh6bS4
via IFTTT
No comments:
Post a Comment