REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelari asal Kenya Samson Karega menjuarai Golden Run 2019 untuk kategori 10K Internasional Pria. Sementara rekan senegara Samson, Elizabeth Wanza Maithya menjadi pelari pertama yang menyentuh garis finis untuk kelompok putri.
Lomba lari yang terdiri dari lima kategori ini diikuti sekitar 3.000 peserta mancanegara dan lokal. Lomba yang dihelat PT Bangun Tjipta Sarana (BTS) ini digelar di Kawasan Plaza Timur Senayan, Jakarta. "Kami mengucapkan puji syukur, lomba lari yang pertama kali kami adakan ini berjalan sukses," ujar Ketua Panitia Perayaan HUT 50 tahun BTS Muhadjir Manan.
Lomba lari yang mengusung tema “Apresiasi Membangun Prestasi” ini terdiri dari kategori 5K Umum dan 5K Pelajar, 10K Internasional, 10K Master, dan 10K Nasional. Pada kategori 10K Master Pria, atlet asal Indonesia atas nama Heri Poriono menjadi juara pertama. Untuk kategori 10K Master Wanita dijuarai oleh Darwati Hadiwinata asal Indonesia.
Golden Run 2019 digelar dalam rangka menyambut HUT ke-50 perusahaan, sekaligus mengampanyekan gaya hidup sehat melalui olahraga di masyarakat. Muhadjri mengatakan, hal ini sejalan dengan komitmen perusahaan untuk membantu mewujudkan generasi Indonesia yang lebih maju dan panjang umur.
Selain lomba lari, BTS, perusahaan swasta nasional yang berpengalaman dalam bisnis konstruksi dan investor infrastruktur ini juga memberikan apresiasi kepada enam mantan atlet nasional senilai total Rp 120 juta. Muhadjir menjelaskan, keenam mantan atlet ini memiliki segudang prestasi di masa jayanya dan telah mengharumkan nama Indonesia di mata dunia.
Bahkan ada beberapa rekor nasional yang mereka ukir sampai saat ini belum juga terpecahkan. "Kami memandang hal ini perlu diberikan apresiasi," kata Muhadjir.
Enam mantan atlet yang menerima apresiasi dari BTS adalah Jotje Pesak Oroh yang merupakan mantan atlet nasional cabor lari yang saat ini berusia 80 tahun. Pada 1963, Pesak Oroh meraih 2 Medali Emas lari 100 meter dan 200 meter di Ganefo (Games of the New Emerging Forces). Pada 1961, Pesak Oroh memecahkan rekor Filipina dan Indonesia untuk 200 meter dengan waktu 21,4 detik dan bertahan selama 18 tahun.
Kedua adalah Hatta Maraxa yang kini sudah berusia 71 tahun. Pada Sea Games 1981 di Manila, Hatta meraih medali perak di cabang 400 meter.
Selanjutnya, ketiga, adalah Eduardus Nabunome sekarang berusia 50 tahun. Dari 1980 hingga 2000, Eduardus telah memecahkan 14 rekor nasional lari menengah dan jarak jauh. Hingga kini, lima rekor nasional masih bertahan atas namanya. Kelima nomor tersebut adalah lari 10 ribu meter jalan raya dengan catatan 25 menit 10 detik yang dibuatnya pada Lomba Lari Bali 10 K 1989.
Keempat, Samuel Elia Huawe yang merupakan mantan atlet atletik cabang 3.000 meter steeplechse. Samuel pemegang rekor nasional cabang steeplechase yang hingga saat ini belum terpecahkan.
Mantan atlet yang kelima adalah Rochidin yang kini berusia 51 tahun. Ia pernah meraih emas cabang jalan cepat Pon XI 1985 20 km dan Pon XII 1998 20 km.
Mantan Atlet yang terakhir adalah Herman Mandagi. Pada masa jayanya, Herman termasuk atlet unggulan Indonesia dan telah membuktikan dengan pencapaiannya yang luar biasa yakni pernah meraih medali emas 400 meter gawang dan 400 meter SEA Games Jakarta 1987.
January 20, 2019 at 03:55PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2DmvOdr
via IFTTT
No comments:
Post a Comment