Pages

Saturday, February 9, 2019

Bocah Tunanetra Tunjukkan Kemampuan Hafal Alquran kepada JK

Fahrul Amin menunjukkan kemampuan hafal Alquran di hadapan Wapres Jusuf Kalla.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Fauziah Mursid

Fahrul Amin, bocah difabel netra asal Dusun Palapi, Mamuju Tengah, Sulawesi Barat begitu bersemangat melantunkan hafalan Qurannya di depan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Kalla. Meskipun ia seorang tunanetra, dengan suara lantang, Fahrul secara lancar mampu melantunkan hafalan Quran sesuai permintaan Jusuf Kalla.

JK memang menguji Fahrul dengan meminta bocah berusia 12 tahun itu melafalkan bacaan Alquran, mulai dari Juz Amma, yakni surat An-Naba, Surat Yusuf dan Surat Yasin dan beberapa surat lainnya. Fahrul pun menyanggupi semua permintaan Ketua Dewan Masjid Indonesia tersebut dan melantunkannya tanpa jeda.

Wapres JK dan Mufidah Kalla nampak tertegun dan kagum sepanjang Fahrul melantunkan ayat suci Alquran, dengan beberapa kali menyebut kalimat tahmid.

"Alhamdulillah ya Allah, luar biasa," kata JK usai mendengarkan di Rumah Dinas Wakil Presiden, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Ahad (10/2).

Kekaguman JK tersebut bukan tanpa alasan, lantaran Fahrul bukanlah bocah seperti pada umumnya. Sebagai difabel netra, ia memiliki keterbatasan membaca alquran. Tetapi, hanya dengan mendengarkan, ia mampu menghafal 30 juz dalam Alquran.

Tak sampai disitu, Fahrul juga sudah enam kali menamatkan atau khatam Alquran sebanyak enam kali, meskipun hanya melafalkan dengan modal mendengarkan.

"Kau hafal semua ini? Bagaimana?" tanya JK.

"Hafal," kata Fahrul.

Fahrul juga sempat ditanya, siapa sosok yang berada di hadapannya tersebut. Fahrul dengan tegas mengatakan, "Puang Jusuf Kalla, asal Bone," ujar Fahrul yang diikuti gelak tawa JK dan Mufidah.

Sang ayah, Muhammad Amin pun bercerita putranya mulai menghafal Quran sejak usia 9 tahun. Kala itu, ia memfasilitasi putranya, ponsel yang berisi bacaan Alquran. Sejak saat itu, kata Amin, putranya selalu mendengarkan bacaan Alquran dan menghafalkannya.

"Alhamdulillah, 18 bulan dia belajar dengan mendengarkan, lalu dia jadi hafal, dia memang hari-hari suka dengar mengaji daripada mendengarkan musik," ujar Amin.

Amin bercerita, meski tak bisa melihat bacaan Alquran, Fahrul selalu ingin memegang Alquran atau buku tebal menyerupai Alquran selama melafalkan bacaan. Dengan begitu, ia merasa membaca Alquran seperti kebanyakan orang.

Amin mengungkap, Fahrul yang saat ini belum bersekolah itu, memang lebih sering menghabiskan hari-harinya dengan bacaan Alquran, daripada bermain. Karenanya, dalam waktu kurang lebih dua tahun ia mampu menghafal dan mengkhatamkan Alquran.

Karena kagum dengan kemampuan Fahrul itu pun, JK dan Mufidah Kalla mengajak cucu dan cucu kemenakan yang saat itu tengah berada di rumah dinasnya untuk mengenal Fahrul. Ia juga meminta cucu-cucunya tersebut memperhatikan bacaan Quran Fahrul.

"Secara ilmiah ini kan tidak bisa dijelaskan, bagaimana anak yang hanya mendengar bisa hafal 30 juz hanya salah satu tahun lebih, hanya mendengar, bukan bahasanya, tapi bahasa Arab, kalau bahasa lebih mudah, tau artinya," ujar JK.

Karenya, JK menilai apa yang dilakukan Fahrul bisa menjadi contoh bagi anak-anak lain untuk meraih impiannya.  Ia pun menitip pesan kepada Fahrul untuk terus menjaga hafalan suratnya dan juga bersekolah.

"Belajar terus ya, orang meski ada kekurangan tapi kalau ada kemauan, pasti bisa," ujar JK.

Let's block ads! (Why?)



February 10, 2019 at 01:24PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2WQempf
via IFTTT

No comments:

Post a Comment