REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Pusat Studi BUMN (PSB) Tjipta Purwita mengatakan pembiayaan infrastruktur di Indonesia saat ini memang masih ada jarak. Dia mengatakan pada dasarnya pembangunan infrastruktur membutuhkan kerja sama swasta.
Menurut Tjipta, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hanya mampu memberikan 42 persen untuk membangun infrastruktur. “Untuk itu pemerintah mendorong ada kerja sama dengan swasta atau berbagai sumber pendanaan lain,” kata Tjipta dalam Sharing Session Kebangkitan BUMN Sektor Infrastruktur di Menara BCA, Kamis (7/2).
Dia menjelaskan infrastruktur sangat penting, salah satunya untuk menurunkan biaya logistik. Dengan begitu maka produk nasional akan jauh lebih baik. Hanya saja, selain infrastruktur yang besar, Tjipta memastikan pemerintah juga membangunan infrastruktur kecil melalui dana desa.
Dengan banyaknya dampak dari pembangunan infrastruktur, Tjipta menegaskan menurut PSB tema tersebut layak menjadi tema Seminar Nasional Kebangkitan BUMN Sektor Infrastruktur. Acara tersebut akan digelar pada 19 Februari 2019 di Jakarta.
Menurut Tjipta, selama ini Indonesia merasakan betapa pentingnya infrastruktur namun dianggap masih lambat pertumbuhan ekonominya. “Kalau kita bisa bangun infrastruktur secara masif, saya pikir Indonesia akan besar dan kuat,” tutur Tjipta .
Seminar Kebangkitan BUMN dalam Pembangunan lnfrastruktur Berkelanjutan tersebut diselenggarakan dengan pertimbangan potensi BUMN sangat baik namun belum terekspos secara luas. Tjipta memastikan PSB perlu untuk mensosialisasikan fakta yang ada agar masyarakat dan investor mengetahui potensi BUMN.
February 08, 2019 at 03:48AM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2TB8FJN
via IFTTT
No comments:
Post a Comment