REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pesantren Terpadu Darul Quran Mulia membekali santrinya dengan empat kurikulum secara terpadu, Senin (4/2). Pesantren yang berlokasi di Jalan Raya Puspitek Pembangunan, Kampung Cikarang, Pabuaran, Gunung Sindur, Kabupaten Bogor ini juga menargetkan santrinya hapal Alquran 30 Juz.
Direktur Pendidikan Pesantren Terpadu Darul Quran Mulia, Muhammad Abdul Hasib, mengatakan, penerapan empat kurikulum yang dipadukan tersebut merupakan salah satu kekhasan program yang ada di pesantren ini. “Empat kurikulum yang dipadukan tersebut berupa kurikulum Diknas, kurikulum pesantren, kurikulum tarbiyah, dan kurikulum Alquran,” ucap Hasib.
Dia menjelaskan, kurikulum diknas yang berlaku setara tingkat SMP dan SMA, dikarenakan pesantren terpadu ini hanya diperuntukkan bagi santri dan santriyah jenjang pendidikan SMP dan SMA. Sedangkan kurikulum pesantren diterapkan untuk mendidik santri di bidang ulum syar’i, keterampilan dan bahasa. "Kalau kurikulum tarbiyah itu fokus pembinaan karakter santri, dan kurikulum Alquran ditujukan untuk mempelajari tahsin, tahfiz, tafhim,” katanya kepada Republika.co.id.
Pesantren tersebut memiliki visi untuk menjadikan lembaga dakwah dan pendidikan Islam yang unggul dalam membentuk masyarakat yang sholih menuju kemajuan ummat dan bangsa. Oleh karenanya, Pesantren Terpadu Darul Quran Mulia juga memadukan tiga aspek pembelajaran dalam membentuk karakter siswanya. Tiga aspek itu adalah yakni aspek jasadiyah, fikriyah, ruhiyah, dengan mengedepankan kedisiplinan beribadah.
Hasib menjelaskan, penargetan hapalan Alquran pada santri itu bukan merupakan kewajiban melainkan harapan dari pesantren. “Bagi santri yang dari SMP sampai SMA bersekolah di pesantren ini, maka diharapkan dapat meraih target hapalan 15 Juz saat lulus SMP dan 15 Juz lagi ketika lulus SMA. Jadi totalnya 30 Juz,” ucapnya. Penargetan hapalan 30 Juz itu tidak berlaku bagi siswa yang SMP nya tidak di Pesantren Terpadu Darul Quran Mulia.
Pesantren yang berdiri pada tahun 2007 ini, pertama kali ada untuk santri Putra jenjang SMP. Sedangkan penerimaan santri putri dilakukan pertama kali tahun 2010. Pada tahun ajaran 2018/2019 pesantren tersebut memiliki jumlah santri putra dan putri sebanyak 1.585 orang.
Lembaga Pendidikan Darul Quran Mulia, tidak hanya menyediakan pesantren terpadu unit SMPIT dan SMAIT, melainkan juga terdapat unit pendidkan PAUD, SDIT, dan sekolah tinggi STIU. Hasib menyampaikan, setiap unit pendidkan masih berada dalam satu lokasi yang berdekatan. Tetapi hanya untuk siswa di unit pendidikan SMPIT dan SMAIT yang diharuskan menjadi santri di Pesantren Terpadu Darul Quran Mulia selama masa bersekolah.
Hasib menyatakan, dengan adanya penerapan empat kurikulum yang dipadu tersebut, maka diharapkan santri lulusan Pesantren Terpadu Darul Quran Mulia dapat memiliki potensi yang merata. “tidak hanya unggul di akademik atau agamanya saja, kita ingin membentuk muslim ideal yakni dengan mempunyai kemampuan di empat aspek yang dipejari sesuai empat kurikulum yang diterapkan di pesantren ini,” ungkap Hasib yang merupakan alumnus ITS dan UI.
Santri Pesantren Terpadu Darul Quran Mulia yang juga siswa SMAIT di pesantren tersebut, Fauzan Syarif Nursyafi, mengatakan, dia memilih untuk sekolah di SMAIT pesantren itu karena adanya penerapan empat kurikulum. Menurutnya, penerapan empat kurikulum tersebut berpotensi untuk bisa mencetak umat yang tidak hanya paham agama tapi juga paham di berbagai macam bidang akademis.
February 04, 2019 at 11:49PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2MPUK06
via IFTTT
No comments:
Post a Comment