REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dua kapal tempur AS berlayar di dekat perairan di Laut Cina Selatan (LCS). Pelayaran yang dilakukan pada Senin (11/2) ini dilakukan di tengah ketegangan di antara kedua negara.
Cina dan AS sebelumnya sepakat menghentikan sementara Perang Dagang yang berlangsung sepanjang 2018 lalu. Kini mereka sedang berusaha untuk mencapai kesepakatan dagang yang baru sebelum tenggat waktu gencata senjata itu berakhir pada 1 Maret mendatang.
Pejabat yang tidak disebutkan namanya mengatakan, dua kapal destroyer dengan misil kendali berlayar 12 mil dari Mischief Reef di Pulau Spratly yang disengketakan. Operasi ini sebagai serangan balasan Paman Sam atas sikap Cina yang berusaha untuk membatasi navigasi di perairan strategis tersebut.
Baca juga, Cina Perkuat Militer di Laut Cina Selatan.
Cina mengklaim sebagian besar wilayah Laut Cina Selatan. Beijing sering kali mengkritik AS dan sekutunya yang berlayar di pulau-pulau yang mereka klaim.
AS mengatakan, Cina memiliterisasi Laut Cina Selatan dengan membangun markas militer di pulau-pulau buatan di perairan tersebut. Negara-negara Asia Tenggara seperti Vietnam, Filipina, Brunei, Malaysia, Taiwan dan Indonesia juga mengklaim sebagian wilayah tersebut.
Beberapa bulan terakhir kekhawatiran memburuknya ketegangan di kawasan itu terus meningkat. Terutama setelah perang dagang AS dan Cina terjadi yang membuat hubungan bilateral kedua negara itu memburuk.
Selain itu pejabat-pejabat AS juga dengan tajam mengkritik Beijing yang menurut mereka telah mematai-matai rakyat AS dengan produk telekomunikasi mereka.
AS juga mendukung Taiwan untuk memisahkan diri dari Cina. Dukungan yang membuat resah Cina dan menuduh AS telah melanggar kedaulatan mereka.
February 11, 2019 at 02:47PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2I4tcVK
via IFTTT
No comments:
Post a Comment