Pages

Thursday, April 18, 2019

Tingkat Keterisian Penumpang Garuda Indonesia Group Naik

Jika diakumulasi, Garuda Group berhasil mengangkut 7,7 juta penumpang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada kuartal satu 2019, Garuda Indonesia Group mencatat kenaikkan keterisian penumpang meski tengah menghadapi low season. Direktur Operasi Garuda Indonesia Bambang Adi Surya Angkasa mengatakan tingkat keterisian penumpang Garuda Indonesia sebagai main brand domestik tumbuh sebesar 3,5 persen menjadi 73,3 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar 69,7 persen. 

Bambang mengatakan peningkatan keterisian penumpang dialami oleh Citilink Indonesia pada kuartal satu tahun ini. "Citilink Indonesia juga tumbuh sebesar 1,3 persen manjadi 77,4 persen dari periode yang sama pada tahun 2018 sebesar 76,1 persen," kata Bambang dalam pernyataan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (18/4). 

Jika ditotal, Bambang mengatakan Garuda Indonesia Group berhasil mencatatkan jumlah angkutan penumpang sebesar 7,7 juta penumpang. Dari total tetsebut terdiri dari 4,6 juta penumpang Garuda Indonesia dan 3,1 juta penumpang Citlink Indonesia. 

Dia menambahkan, kerja sama manajemen antara Citilink Indonesia dan Sriwijaya Air Group juga telah berhasil mencatatkan pertumbuhan positif yang cukup signifikan. Terutama, lanjut Bambang, bagi kinerja Sriwijaya Air Group.

Dengan adanya perbaikan manajemen di Sriwijaya Group yang dilakukan Garuda Indonesia Group, Bambang mengatakan catatan pendapatan usaha Sriwijaya Air pada periode kuartal pertama 2019 tumbuh sebesar 43,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. "Laba bersih Sriwijaya Air Group juga meningkat signifikan sebesar 108,5 persen pada kuartal pertama tahun 2019," tutur Bambang. 

Di sisi lain, Garuda Indonesia juga mencatat kinerja ketepatan waktu pesawat (OTP) yang semakin solid. Berdasarkan data lembaga pemeringkatan OTP independen dan OAG Flightview, Bambang mengataman Garuda Indonesia berhasil mencatatkan capaian ketepan waktu tertinggi selama periode Desember 2018  sampai Februari 2019 dengan catatan diatas 95 persen. 

Selain itu, berdasarkan hasil survei terhadap penumpang yang dilaksanakan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Bambang mengatakan mayoritas penumpang memahami penerapan harga yang dilakukan Garuda karena biaya operasi dan perawatan yang meningkat. Bagi mereka, lanjut Bambang, keselamatan dan layanan menjadi fokus utama serta tiket fleksibilitas untuk berganti jadwal.

Menurutnya, hal tersebut turut meningkatkan optimisme Garuda bahwa potensi segmentasi pasar full service// yang memang premium masih terbuka luas di Indonesia. "Namun Garuda Indonesia Group tetap memberikan pilihan harga dan layanan dengan kelas menengah dari kerjasama Sriwijaya atau NAM Air dan LCC dari Citilink," jelas Bambang.

Let's block ads! (Why?)



April 18, 2019 at 02:29PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2Vckbze
via IFTTT

No comments:

Post a Comment