Pages

Wednesday, July 24, 2019

Herpes Genital, Siapa yang Paling Berisiko Mengalaminya?

Herpes genital bisa mengenai laki-laki maupun perempuan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan ada sekitar 417 juta orang di dunia yang mengidap herpes genital. Meski kasusnya cukup banyak, pengetahuan masyarakat mengenai penyakit ini masih terbilang minim.

Herpes genital bisa mengenai laki-laki maupun perempuan. Herpes genital paling banyak ditemukan pada kelompok dewasa muda, yaitu 15 sampai 49 tahun.

Di Amerika Serikat, penyakit menular seksual (PMS) ini dilaporkan menjangkiti satu dari enam orang pada usia 14 hingga 49 yang menganut seks bebas. Tak hanya itu, 50 persen orang dewasa di AS juga menderita herpes mulut atau oral.

Dilansir Elite Daily, profesor emeritus kesehatan di University of Washington Center for AIDS and STD, Dr Hunter Handsfield mengatakan, herpes adalah virus yang dapat menyebar dengan cepat. Gejala herpes biasanya muncul dalam dua hingga 20 hari setelah terpapar.

Herpes genital dapat ditularkan melalui kontak langsung mukosa atau selaput lendir bibir maupun kelamin. Oleh karena itu, aktivitas seperti ciuman, hubungan seksual kelamin-kelamin hingga hubungan seksual dengan mulut bisa menjadi sarana penularan penyakit herpes genital.

Herpes genital atau herpes kelamin merupakan salah satu jenis penyakit infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh herpes simpleks virus (HSV) tipe 1 dan tipe 2.

HSV tipe 1 biasanya ditemukan di sekitar mulut dan menyebabkan herpes bibir. Sedangkan HSV tipe 2 biasanya ditemukan di area sekitar genital dan menyebabkan herpes genital.

"Namun seiring dengan semakin berkembangnya bentuk aktivitas seksual, maka terkadang ditemukan HSV tipe 1 di area genital," ungkap spesialis kulit dan kelamin dari Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Pramudia Dr dr Wresti Indriatmi SpKK(K) MEpid, di Jakarta.

Gejala pada herpes genital cenderung berbeda-beda, tergantung dengan jenis infeksinya. Seperti diketahui, ada empat jenis infeksi herpes genital yaitu infeksi primer, infeksi rekurens (kambuhan), infeksi asimtomatik, dan infeksi atipik.

Herpes genital primer memiliki gejala yang lebih parah dan lebih nyeri dibandingkan herpes genital rekurens atau kambuhan. Gejala ini bisa berupa kemunculan sariawan atau lesi yang terasa sakit dan bahkan dapat bernanah. Pada herpes genital rekurens atau kambuhan, gejala yang muncul cenderung lebih pendek dan lebih ringan.

Herpes genital asimtomatik tidak memiliki gejala. Meski tidak bergejala, kondisi herpes genital asimtomatik dapat dikenali melalui pemeriksaan darah. Sedangkan herpes genital atipik menunjukkan gejala yang tidak khas sehingga seringkali tidak dikenali.

Faktor risiko dari herpes genital adalah berhubungan seksual kelamin ataupun oral dengan penderita herpes genital. Risiko herpes genital juga akan semakin tinggi bila memiliki pasangan seksual lebih dari satu.

Herpes genital memang bukan penyakit mematikan dan bukan penyakit yang memicu keganasan. Akan tetapi, herpes genital bisa berbahaya bagi bayi dalam kandungan bila ibu hamil baru pertama kali terinfeksi atau tertular HSV. Herpes genital juga dapat ditularkan oleh ibu kepada bayi saat proses melahirkan.

"(Herpes genital) dapat mempermudah masuknya HIV," jelas Wresti.

Penderita herpes akan mengalami lecet atau gatal pada alat kelamin, dubur, paha bagian dalam, atau bagian lainnya. Tak hanya memengaruhi fisik, herpes genital juga dapat mempengaruhi kondisi psikologis penderitanya.

Penderita herpes genital bisa merasa malu dan tidak percaya diri ketika melakukan hubungan seksual dengan pasangan dalam bentuk apapun. Kabar buruknya, belum ada obat untuk menghalau herpes genital.

"Ini akan menjadi beban psikologis yang sangat besar karena ini infeksi yang bertahan seumur hidup," ungkap Direktur Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Pramudia dr Anthony Handoko SpKK FINSDV.

Let's block ads! (Why?)



July 25, 2019 at 07:30AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2GuAT4m
via IFTTT

No comments:

Post a Comment