REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajer Tottenham Hotspur Mauricio Pochettino menyesalkan timnya harus kemasukan gol melalui penalti dari Liverpool. Padahal pertandingan final Liga Champions pada Ahad dini hari WIB tersebut baru berlangsung semenit.
Penalti tersebut diawali penilaian wasit Damir Skomina yang menganggap lengan Moussa Sissoko menyentuh bola di kotak terlarang. Algojo Liverpool Mohammed Salah tidak menyia-nyiakan peluang dan mengemas gol untuk membuka keunggulan timnya.
"Pertandingan-pertandingan final adalah tentang kemenangan, bukan bermain bagus. Kena hukuman penalti saat laga baru berlangsung 20 detik memberikan dampak yang besar," kata Pochettino dalam komentar purnalaga dilansir laman resmi UEFA, Senin (2/6).
Tottenham kemudian beberapa kali mampu mengancam gawang Liverpool yang dikawal Alisson Becker. Sayang semua upaya mereka gagal berbuah gol balasan, dan justru Si Merah yang mampu menggandakan keunggulan melalui gol Divock Origi pada menit ke-87 dan memastikan laga berakhir dengan skor 2-0 untuk Liverpool.
Secara objektif, permainan Tottenham tidak buruk. Beberapa kali aksi Son Heung Min dan kawan-kawan merepotkan pertahanan Liverpool. Oleh karena itu, Pochettino tidak kehilangan rasa bangga terhadap anak-anak asuhnya.
"Kami semua sangat kecewa, namun saya bangga terhadap para pemain. Ini sangat menyakitkan namun kami perlu terus maju," tambahnya.
Penyesalan serupa disampaikan oleh bek Tottenham Jan Vertonghen. Bagi Vertonghen, kemasukan gol saat pertandingan baru berlangsung 20 detik berarti membuat Liverpool dapat memainkan permainan yang diinginkan.
Kapten Tottenham, Hugo Lloris, juga beranggapan penalti tersebut sangat merugikan timnya."Kami dapat bermain lebih baik terkait penampilan, namun tidak mudah untuk kemasukan gol begitu cepat. Itu sangat menyakitkan," tutur kiper asal Prancis ini.
Lloris mengatakan encetak gol cepat seperti itu tentu mendongkrak kepercayaan diri Liverpool. "Ini adalah mengenai mengatur permainan pada momen-momen kunci. Kami tetap kuat, namun tidak mampu menemukan cara untuk memecah kebuntuan," ujarnya menambahkan.
June 02, 2019 at 06:59AM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2XmNlcS
via IFTTT
No comments:
Post a Comment